Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru Ipsos mengungkapkan masyarakat merasa antusias sekaligus khawatir terhadap penggunaan rutin kecerdasan buatan (AI).
Studi Ipsos ini melibatkan lebih dari 23.000 responden dewasa di 30 negara, termasuk Indonesia. Laporan ini secara menarik mengungkap dinamika antara antusiasme dan kekhawatiran masyarakat global terhadap penggunaan AI dalam kehidupan sehari hari.
Adapun, temuan tersebut mengungkapkan beberapa poin, antara lain:
Pemahaman terhadap AI Unggul di Asia Pasifik
Terkait hal pemahaman yang baik tentang AI, Indonesia menempati posisi teratas dengan 91% responden merasa memahami AI, diikuti oleh Thailand (79%), Singapura (74%), Malaysia (70%), dan Jepang (41%). Angka ini dipandang menunjukkan optimisme dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap AI.
Antusiasme AI Memuncak di Asia
Indonesia memimpin daftar negara dengan tingkat antusiasme tertinggi terhadap produk dan layanan berbasis AI yakni 80%, disusul Thailand (79%), dan Malaysia (77%). Angka ini melampaui Singapura (67%) dan Jepang (46%), menunjukkan penerimaan yang kuat di wilayah ini.
Kepercayaan Tinggi pada Perusahaan dalam Menjaga Keamanan Data
Optimisme terhadap perusahaan yang menggunakan AI semakin kuat. Bahkan, sebanyak 72% masyarakat Indonesia percaya jika perusahaan akan menjaga keamanan data mereka, diikuti oleh Thailand (70%), Singapura (64%), Malaysia (62%), dan Jepang (31%).
Tingkat Kepercayaan Tinggi pada Regulasi Pemerintah
Mayoritas masyarakat di Singapura (81%), Indonesia (76%), Malaysia (73%), dan Thailand (70%) sangat percaya bahwa pemerintah akan mengatur penggunaan AI secara bertanggung jawab.
Angka ini secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 54%, mengindikasikan harapan besar terhadap peran pemerintah dalam menjaga ekosistem AI. Sementara itu, hanya 32% masyarakat Jepang yang memiliki kepercayaan.
Penggunaan AI dalam Periklanan Mendapat Kepercayaan Tinggi
Banyak masyarakat mulai mempercayai brand dan perusahaan yang menggunakan AI dalam membuat gambar atau video untuk keperluan iklan.
Masyarakat Indonesia menjadi yang tertinggi dalam mempercayai penggunaan AI untuk periklanan, diikuti oleh Thailand (72%), Malaysia (50%), Singapura (39%), dan Jepang (21%). Ini membuktikan kemampuan AI dalam bidang periklanan.
AI sebagai Pengubah Masa Depan
Sebanyak 84% responden Indonesia meyakini AI akan secara signifikan mengubah kehidupan sehari-hari dalam 3–5 tahun ke depan.
Keyakinan serupa juga terlihat di Thailand (82%) dan Malaysia (80%), menandakan kesiapan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi yang masif.
Dinamika AI dalam Dunia Kerja: Kolaborasi, Bukan Penggantian Total
Meskipun terdapat 19% warga Indonesia sangat percaya jika AI akan menggantikan pekerjaan mereka dalam 5 tahun ke depan, tetapi studi ini juga mencatat 58% masyarakat global yakin AI tidak akan mengambil alih pekerjaan mereka dalam kurun waktu yang sama.
Hal ini menyoroti harapan akan kolaborasi harmonis antara manusia dan teknologi, bukan penggantian total. Walaupun ada kekhawatiran, beberapa masyarakat tetap optimis peningkatan penggunaan AI akan membawa dampak positif pada pekerjaan mereka dalam 3-5 tahun mendatang.
Dari hasil survei, 62% masyarakat Indonesia percaya AI membawa efek positif, disusul Thailand 60%, Malaysia 54%, Singapura 49%, dan Jepang 20%.