Pengemudi GrabCar Berharap Biaya Aplikasi Turun, Tarif Penumpang Tidak Naik

Redaksi
Rabu, 2 Juli 2025 | 08:20 WIB
Tampilan mode hening di aplikasi Grab Car/dok. Grab
Tampilan mode hening di aplikasi Grab Car/dok. Grab
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengemudi roda empat  mitra Grab Indonesia mengeluhkan biaya aplikasi besar yang ditarik oleh platform. Berharap ada keringanan dari pihak platform. 

Driver GrabCar, Rio, mengatakan biaya aplikasi yang dibebankan aplikator ke pengemudi cukup membebankan saat ini. Menurutnya, biaya aplikasi yang dipikul sudah di atas 20%.

Driver yang aktif melayani penumpang sejak 2023 ini mengatakan bahwa dia merasa keberatan dengan kebijakan biaya aplikasi tersebut.

Rio juga menambahkan, berdasarkan pengalaman rekannya yang bekerja untuk Grab Brunei Darussalam, tarif layanan Grab di sana memang lebih mahal, tetapi dengan potongan aplikasi yang lebih kecil sebesar 15%. Sehingga dari sisi pendapatan, jauh lebih menguntungkan dibandingkan di Indonesia. Sementara itu kondisi di Indonesia berbanding terbalik. 

“Harapannya sih, kembalikan lagi tarif yang menawarkan harga yang sama, tapi dengan potongan yang lebih sedikit. Karena kenaikan tarif juga akan berdampak pada berkurangnya pengguna karena persaingan aplikasi sekarang lebih banyak,” kata Rio kepada Bisnis, Rabu (2/7/2025). 

Sementara itu dari sisi pelanggan, Irma, seorang warga Bekasi yang sudah menggunakan layanan ojek dan taksi online sejak 2016 juga mendengar banyak cerita dari driver taksi online mengenai biaya aplikasi yang mahal. 

Mereka mengeluhkan besarnya potongan biaya aplikasi bahkan sebagian dari driver. Mahalnya biaya aplikasi turut berdampak pada sulitnya driver dalam menarik penumpang. 

Penumpang cenderung mencari ongkos termurah, sementara itu biaya aplikasi tak kunjung turun. 

“Kita mungkin di Jakarta antara permintaan (demand) dengan ketersediaan taksi online seimbang, tapi tidak menutup kemungkinan di kota-kota lain malah demand terhadap taksi online itu sedikit, jadi menurut saya kurang fair misal potongan itu terlalu besar,” kata Irma. 

Sebagai konsumen, Irma berharap adanya jalan tengah yang tidak merugikan driver dan juga konsumen terkait tarif dan potongan biaya aplikasi. 

Penegakan undang-undang dan hilangnya intervensi terhadap peraturan juga menjadi harapan yang diungkapkan Irma untuk mencapai jalan tengah itu.

Dalam perkembangannya, pemerintah saat ini sedang mengkaji untuk menaikan biaya tarif layanan hingga 15% dan menurunkan biaya aplikasi. Bisnis mencoba menghubungi Grab Indonesia mengenai sikap Grab atas wacana tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Grab Indonesia tidak menjawab.

(Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper