Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) menilainya minimnya pendanaan saat ini telah melahirkan perusahaan rintisan atau startup yang lebih kecil dengan fundamental bisnis yang lebih tangguh.
Wakil Presiden Direktur Astra International Rudy menyampaikan ekonomi digital Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan positif.
Hal ini tercermin dari nilai bruto barang (Gross Merchandise Value/GMV) yang mencapai US$90 miliar atau sekitar Rp1.424,4 triliun pada 2024, meningkat 13% dibanding tahun sebelumnya.
“E-commerce terus berkembang, angkanya itu [GMV] tumbuh 11%. Digital financial service apalagi, itu tumbuh 11%,” kata Rudy dalam acara Demo Day & Awarding Astranauts 2025 yang digelar hari ini, Rabu (16/7/2025).
Namun demikian, di tengah peluang yang besar ini, Rudy menekankan pentingnya memperhatikan sisi lain dari ekosistem digital, yakni pendanaan.
Dia mencatat investasi untuk startup di Indonesia pada 2024 hanya mencapai US$1,1 miliar atau sekitar Rp17,4 triliun, anjlok sekitar 50% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$2,8 miliar atau sekitar Rp44,3 triliun.
Pada kondisi tersebut, lanjutnya, satu sisi investor merasa hati-hati atas ketidakpastian. Di sisi lain, orang merasa lebih selektif. Alhasil, startup yang muncul benar-benar secara fundamental itu akan jalan dan berkontribusi terhadap ekonomi suatu negara
“Jadi, [Startup] lebih kecil tapi mungkin lebih efektif dan lebih strong secara fundamental,” paparnya.
Di tengah tantangan tersebut, Astra menyatakan komitmennya untuk terus mendukung inovasi dan transformasi digital nasional.
Salah satu bentuk dukungan tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan ajang Astranauts, sebuah program kompetisi inovasi dan konferensi teknologi berskala nasional.
Menurut Rudy, Astra ingin menjadi jembatan yang mempertemukan ide, teknologi, dan talenta untuk memperkuat daya saing bangsa. Lebih jauh, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penting untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan.
“Kami juga bicara bagaimana menggerakkan kolaborasi ekosistem. Kami percaya dalam kolaborasi antara sektor, jadi tidak cuma swasta, tapi juga pemerintah, masyarakat, yang tentu menjadi kunci untuk menciptakan impact yang lebih luas,” katanya.
Astra berupaya menciptakan dan menjaga sektor-sektor baru yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi ke depan. “Jadi ini adalah untuk menciptakan Indonesia yang lebih digital, lebih inklusif, dan berkelanjutan. Mungkin itu sedikit dari saya,” pungkasnya.
Dikutip dari laman Astra, Astranauts telah menjadi wadah penting bagi lahirnya solusi digital dari talenta-talenta muda Indonesia.
Sejak pertama kali digelar pada 2022, program ini telah menghubungkan lebih dari 5.000 inovator dan 9.000 peserta konferensi dari seluruh penjuru tanah air. Lebih dari 50 startup telah melanjutkan ke tahap akselerasi dan lebih dari 10 proyek kolaboratif telah lahir dari ajang ini.
Program Astranauts terdiri atas dua komponen utama yaitu Kompetisi Inovasi dan Konferensi Teknologi.