INSEAD: RI Butuh Lebih Banyak Eksperimen untuk Tangkap Manfaat Revolusi AI

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 19 Agustus 2025 | 21:48 WIB
Dekan INSEAD Prof. Francisco Veloso menyarankan Indonesia untuk memperbanyak eksperimen AI untuk menangkap peluang besar dari teknoliogi ini/Bisnis.com- Leo Dwi Jatmiko
Dekan INSEAD Prof. Francisco Veloso menyarankan Indonesia untuk memperbanyak eksperimen AI untuk menangkap peluang besar dari teknoliogi ini/Bisnis.com- Leo Dwi Jatmiko
Bagikan
Ringkasan Berita
  • INSEAD menekankan pentingnya eksperimen berkelanjutan di Indonesia untuk memanfaatkan revolusi kecerdasan buatan (AI) secara optimal.
  • Prof. Francisco Veloso dari INSEAD menyoroti perlunya perencanaan strategis dan lingkungan yang aman untuk eksperimen AI guna menghindari hambatan teknis dan manajerial.
  • Hammam Riza dan Ayu Purwarianti menekankan pentingnya pengembangan talenta digital dan literasi AI untuk mencapai target ekonomi Indonesia pada 2045.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — INSEAD, sekolah bisnis pascasarjana skala global, menekankan urgensi eksperimen secara terus menerus bagi Indonesia untuk menyambut revolusi kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor.

Makin cepat dini teknologi ini digunakan, manfaat yang dirasakan makin besar.

Dekan INSEAD Prof. Francisco Veloso mengatakan terdapat dua aspek untuk menyiapkan diri menyambut revolusi AI. Pertama, memikirkan langkah tujuan dan langkah strategis. Negara-negara, seperti dunia, harus memikirkan kemana mereka ingin pergi dengan teknologi ini. 

Dia menekankan jika tidak ada perencanaan yang jelas, sering kali pengembangan AI terbentur pada masalah teknis, manajerial, hingga kepemimpinan. Oleh sebab itu, lanjutnya, penting untuk menciptakan lingkungan di mana orang dapat bereksperimen dengan alat-alat ini dan memahami bagaimana mereka dapat bereksperimen dengan cara yang aman dan mendukung. 

“Karena banyak orang tidak melakukan sesuatu karena mereka takut, takut bahwa manajemen tidak akan menyukai itu, takut bahwa data akan bocor dan membahayakan apa yang mereka lakukan,” kata Veloso di Jakarta, Selasa (19/8/2025). 

Veloso menambahkan para pengambilan keputusan dan pengadopsi juga perlu didukung dengan menciptakan kerangka kerja yang tepat untuk memberitahu mereka apa yang aman dan tidak aman untuk dilakukan. 

Tanpa kehadiran aturan yang jelas, kata Veloso, orang-orang akan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan atau tidak melakukan apa-apa karena takut melakukan kesalahan.

“Mereka harus memiliki niat yang strategis dan keterampilan yang tepat,” kata Veloso. 

Dekan INSEAD Prof. Francisco Veloso
Dekan INSEAD Prof. Francisco Veloso

Dia mengatakan di INSEAD, Veloso dan seluruh pemangku kepentingan melakukan eksperimen yang aman melalui program gelar dan program pendidikan eksekutif yang sangat aktif. INSEAD telah menciptakan serangkaian program tentang AI untuk bisnis, kepemimpinan dengan AI.

Veloso berharap dapat bekerja sama dengan beberapa pemimpin di Indonesia untuk membantu mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat sehingga mereka dapat memiliki niat yang strategis dan keterampilan yang tepat.

“Sangat penting bahwa pemerintah memikirkan siapa yang akan dilatih untuk dapat melatih lebih banyak orang tentang keterampilan ini. Apa instrumen yang sedang diterapkan untuk menantang bisnis agar memiliki niat yang strategis? Pada saat yang sama, sangat penting bahwa kami mempromosikan eksperimen karena kami tidak tahu seperti apa masa depan akan terlihat,” kata Veloso. 

Sebelumnya, Presiden Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Hammam Riza, menegaskan target Indonesia menjadi lima besar ekonomi dunia pada 2045 tidak akan tercapai dengan pendekatan konvensional. 

Dia  mengungkapkan berdasarkan proyeksi, kontribusi AI terhadap ekonomi Indonesia bisa mencapai US$366 miliar atau setara dengan Rp5.965,8 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS) pada 2030. 

Namun, untuk menjadi bangsa yang tidak hanya menjadi pasar AI melainkan juga pengembang AI, diperlukan kedaulatan digital yang kuat. 

Hammam menyebutkan empat tantangan utama yang perlu dijawab dalam perjalanan AI Indonesia menuju 2045. Beberapa di antaranya yakni kesenjangan talenta, infrastruktur dan akses, keamanan dan privasi data, serta regulasi dan etika. 

“Saat ini kita butuh 9 juta talenta digital pada 2030, tapi jumlahnya baru sekitar 200 ribu. Ini menunjukkan urgensi pengembangan talenta secara inklusif,” katanya.

Senada dengan Hammam, Ayu Purwarianti, anggota Satuan Tugas Nasional Pengembangan Talenta AI Indonesia, menekankan pentingnya literasi AI bagi seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, AI harus dibagi dalam tiga pendekatan yaitu AI untuk semua, AI untuk banyak orang, dan AI untuk sedikit orang.

“AI untuk semua berarti setiap orang Indonesia, bahkan yang tidak menggunakan atau mengembangkan AI sekalipun, tetap perlu memiliki literasi tentang AI. Mereka perlu tahu bahwa ada risiko di balik teknologi ini, seperti deepfake atau penipuan digital,” kata Ayu. 

Ilustrasi kecerdasan buatan
Ilustrasi kecerdasan buatan

Sementara itu, CEO DANA Indonesia Vincent Henry Iswara melihat AI sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi keuangan. 

“Inklusi keuangan Indonesia sudah mencapai lebih dari 80%, tapi pertumbuhan literasi keuangan masih lambat. Banyak orang punya akses, tapi belum tahu apa yang bisa dilakukan dengan layanan keuangan yang tersedia,” kata Vincent.

Menurutnya, AI dapat membantu masyarakat memahami produk keuangan seperti tabungan, investasi, asuransi mikro, hingga kredit. 

“Bayangkan jika setiap orang punya semacam penasihat keuangan cerdas berbasis AI yang bisa memberi saran sesuai kemampuan mereka. Ini bukan hal yang terlalu jauh, bahkan bisa terwujud dalam dua atau tiga tahun ke depan,” katanya.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami