Alasan Asus dan Acer Kuasai Pasar Laptop Indonesia

Duwi Setiya Ariyanti
Senin, 5 Februari 2018 | 08:41 WIB
Model memperlihatkan Notebook Acer Spin 5 saat peluncurannya, di Jakarta, Senin ( 16/10). Acer meluncurkan tiga varian Notebook terbaru dengan Prosesor Intel Core Generasi ke 8 antara lain Swift 3, Spin 5, dan Aspire Series./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Model memperlihatkan Notebook Acer Spin 5 saat peluncurannya, di Jakarta, Senin ( 16/10). Acer meluncurkan tiga varian Notebook terbaru dengan Prosesor Intel Core Generasi ke 8 antara lain Swift 3, Spin 5, dan Aspire Series./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Asus dan Acer, produsen asal Taiwan bersaing ketat menguasai pasar laptop Indonesia.

Market Analyst IDC Indonesia Stallone Hangewa mengatakan untuk tahun ini, perkiraan merek yang menguasai pasar laptop di dalam negeri cenderung sama dengan tahun 2017. Adapun, pada 2017 Asus dan Acer berebut pasar laptop dengan penetrasi masing-masing sebesar 40,5% dan 21,8% pada kuartal III/2017.

Angka ini tak mengalami perubahan signifikan sejak kuartal sebelumnya. Perinciannya, pada kuartal I/2017, porsi Asus sebesar 31% disusul Acer dengan 23%. Kemudian, diikuti Lenovo 19,4%, HP 18,9% dan Dell 4,9%.

Angka itu pun belum banyak berubah di kuartal II/2017. Porsi pasar Asus sebesar 40,7% disusul Acer dengan 20,7%. Lalu, Lenovo 18,7%, HP 14,3% dan Dell 4%.

Pada kuartal III/2017, selain Asus dan Acer, tiga vendor lainnya semakin turun porsi pasarnya seperti Lenovo dengan 16,8%, HP 15,8% dan Dell 2,9%.

Menurut Stallone, terdapat beberapa faktor yang mendorong vendor-vendor tersebut bisa menguasai pasar. Pertama, produk yang dikeluarkan cocok dengan kebutuhan pasar.

"Mereka (vendor) mengeluarkan laptop yang dapat memenuhi kebutuhan dari pasar itu sendiri," ujarnya.

Alasan lain, vendor giat mengedukasi dan membentuk kesadaran merek melalui sejumlah strategi pemasaran. Dengan demikian, vendor tertentu lekat dalam ingatan konsumen dan kerap kali menjadi pilihan ketika harus membeli laptop.

"Kegiatan pemasaran dari vendor juga sangat membantu untuk membentuk brand awareness dan mengedukasi pasar mengenai brand dan produk mereka," katanya.

Terakhir, pelayanan purnajual juga berkontribusi meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen. Alhasil, konsumen cenderung bertahan pada brand tertentu.

"Ketika konsumen merasa puas akan kinerja dan pelayanan dari sebuah brand maka mereka akan cenderung bertahan dengan brand yang sama."

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper