Bisnis.com, JAKARTA--PT XL Axiata fokus meningkatkan kecepatan internet agar pelanggan
Dihubungi Bisnis, CEO PT XL Axiata, Tbk, Dian Siswarini mengatakan pihaknya akan terus fokus pada peningkatan kenyamanan pelanggan mengakses data. Pihaknya pun terus memoles kinerja jaringan dan memperhatikan beberapa indikator seperti kecepatan video streaming dan kecepatan membuka aplikasi.
"Ada beberapa parameter yang terus kami perhatikan di antaranya video streaming, kecepatan membuka aplikasi, dan lain-lain. Dengan terus memperbaiki kinerja jaringan diharapkan parameter kenyamanan pelanggan tersebut dapat terpenuhi," ujarnya belum lama ini.
Dia pun memastikan gejolak pelemahan rupiah tak akan berpengaruh pada rencana perusahaan di tahun ini untuk memperkuat dan memperluas jaringan. Menurutnya, melemahnya rupiah tak menjadi alasan perusahaan untuk mengubah anggaran belanja modal di tahun 2018. Seperti diketahui, XL menganggarkan Rp7 triliun untuk perluasan dan penguatan jaringan.
Anggaran ini disiapkan sebagai cara perusahaan untuk memenangkan persaingan. XL mengeluarkan belanja modal sebesar Rp7 triliun setiap tahunnya untuk perluasan dan penguatan jaringan sejak dua tahun belakangan dengan terus menurunnya performa pendapatan dari panggilan suara dan SMS. XL fokus menggarap bisnis berbasis data dengan komposisi pengguna data sebesar 74% dari total seluruh nomor beredar di jaringan.
"Untuk tahun 2018 ini, walaupun ada pelemahan rupiah, kami tidak melakukan perubahan terhadap capex," kata Dian.
Dikutip dari hasil riset nPerf yang dirilis pada 23 Juli 2018, hasil pengukuran jaringan dari Januari hingga Juni menunjukkan bahwa persaingan di paruh kedua akan semakin ketat. Pasalnya, performa para operator akan berbanding lurus dengan infrastruktur yang beroperasi hingga akhir tahun.
NPerf menyatakan Smartfren mendapatkan skor tertinggi untuk pengujian seluruh jaringan 2G/3G/4G selama Januari hingga Juni 2018. Smartfren mendapat skor 25.243 poin, Telkomsel 21.692 dan XL 20.353. Kemudian Bolt 15.573, Tri 14.168 dan Indosat dengan skor 10.290.
Jaringan seluler terbaik di paruh pertama 2018 yakni Smartfren di posisi pertama. Berdasarkan hasil pengukuran 319.552 kali, mencakup tes kecepatan, penyiaran atau streaming dan penggunaan mesin peramban.
Smartfren mencatatkan kecepatan unduh 13,94 Mbps, sedangkan Telkomsel di 6,27 Mbps. XL mencapai progres positif dengan terus menempel Telkomsel yang justru menunjukkan penurunan performa.
Berdasarkan kecepatan unduh, Smartfren meninggalkan lima operator lain dengan kecepatan 13,94 Mbps. Disusul Telkomsel dengan 6,27 Mbps, Bolt 5,85 Mbps dan XL 5,41 Mbps. Sisanya, di dua urutan terakhir terdapat Indosat dengan 2,82 Mbps dan Tri 2,75 Mbps.
Di sisi lain, untuk kecepatan unggah Telkomsel unggul dengan 4,41 Mbps, diikuti Smartfren 4,21 Mbps. Selain itu, XL di urutan ketiga dengan 3,95 Mbps; Tri 2,83 Mbps; Indosat 2,33 Mbps dan Bolt 1,08 Mbps.
Sementara itu, untuk catatan waktu tunda atau latensi terendah dicapai Smartfren dengan 68,98 ms; XL dengan 83,53 ms dan Tri 92,64 ms. Di urutan tiga terbawah terdapat Bolt dengan 98,13 ms; Telkomsel 101,51 ms juga Indosat dengan latensi 111,94 ms.
Dari sisi pengukuran performa di lima mesin peramban kecuali Youtube, Telkomsel menduduki urutan pertama dengan 28,87%. Di bawah Telkomsel, terdapat Smartfren dengan 21,99% dan Tri 21,36% yang menempel. Di tiga terbawah terdapat XL dengan 21,03%; Bolt 16,21% dan Indosat 15,21%.
Adapun, untuk kestabilan, lima operator menunjukkan performa yang cukup stabil kecuali Bolt. Pada hasil tes streaming, XL memeroleh skor tertinggi yakni 65,16% kendati dari sisi kecepatan unduh tak berada di posisi pertama.
Di bawah XL terdapat Bolt dengan 64,58%; Tri dengan 62,83% dan Telkomsel 61,34%. Sisanya, Smartfren dengan 55,78% dan Indosat 51,80%. Untuk kestabilan, lima operator menunjukkan performa streaming yang stabil kecuali Telkomsel yang sempat mengalami penurunan performa.
Dihubungi terpisah, General Manager External Corporate Communications PT Telekomunikasi Seluler, Denny Abidin mengatakan kendati hasil pengukuran nPerf menunjukkan bahwa performa Telkomsel berada di urutan pertama pada penggunaan mesin peramban, menurutnya, perusahaan tak membedakan pelayanan pada kegiatan tertentu saja.
Adapun, saat ini, dia menyebut sekira 63% kuota data di Telkomsel digunakan untuk video streaming. Dalam kurun waktu setahun, katanya, pertumbuhan trafik pada konten video di jaringan meningkat hingga 250%.
"Pelanggan Telkomsel menggunakan sekitar 63% kuota data yang dimilikinya untuk video streaming. Selain itu, dalam kurun waktu setahun terakhir, pertumbuhan trafik konten video di jaringan meningkat signifikan hingga 250%," katanya