Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi asal Jerman, Siemens, menyelenggarakan forum satu hari Siemens Digitalize Indonesia 2019 sebagai upaya perusahaan dalam mempromosikan dialog antarpemangku kepentingan terkait dengan transformasi digital yang dinilai dapat berkontribusi berkelanjutan bagi masa depan industri, infrastruktur, serta masyarakat secara keseluruhan.
Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia Prakash Chandran mengatakan upaya tersebut merupakan bagian dari keinginan perusahaan untuk menjadi mitra kolaborasi utama dalam proses perwujudan transformasi industri di Indonesia sebagai bagian dari program nasional Making Indonesia 4.0.
"SIemens Indonesia berkeinginan menjadi mitra kolaborasi utama dalam proses perwujudan transformasi industri di Indonesia," ujar Chandran di acara bertajuk Siemens Digitalize Indonesia 2019 yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Di dalam acara tersebut, sebanyak 40 pembicara dari dalam dan luar negeri serta 20 pameran marketplace menjadi bagian dari pembahasan dan pertunjukan teknologi yang mampu mewujudkan transformasi digital di sektor manufaktur, energi, kereta api, pelabuhan, dan kesehatan.
Terkait dengan kondisi di Indonesia, setiap perusahaan saat ini dinilai telah memahami bahwa perlu untuk merangkul digitalisasi, menata ulang bisnis sehingga dapat berkelanjutan dan efisien, sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan.
Pasalnya, digitalisasi merupakan elemen penting bagi sebuah perusahaan menuju perubahan positif, menciptakan efisiensi, keberlanjutan bisnis, dan keamanan yang lebih besar.
Siemens sendiri telah bekerja sama dengan dunia bisnis Tanah Air dalam menentukan arah guna mengatasi hambatan melalui penggunaan teknologi.
Terkait dengan kerja sama tersebut, Siemens telah memulai beberapa inisiatif digitalisasi dengan mitra lokal perusahaan, yakni produsen listrik swasta dan PT Sumberdaya Sewatama.
Terhadap kedua perusahaan, Siemens telah memulai Digital Energy Services dengan menggunakan sistem operasi terbuka berbasis komputasi awan milik Siemens untuk teknologi Internet of Things (IoT), yakni MindSphere.
Belum lama ini, Siemens juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara, yakni PT Indonesia Power, guna menerapkan teknologi realitas maya (virtual reality) dalam rangka optimasi pembangkit serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan personil pengoperasian perusahaan.
Anggota Dewan Direksi Siemens AG Cedrik Neike mengatakan kerja sama yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian Indonesia tersebut menciptakan ekosistem dengan perusahaan-perusahaan di sektor industri seperti makanan dan minuman serta bahan kimia melalui program inisiatif Siemens Artificial Intelligence/Control Performance Analytics (AI/CPA) Software.
"Siemens juga mendukung tujuan negara untuk meningkatkan keterampilan dan mempekerjakan kembali tenaga kerja lokal guna menghadapi tantangan dan kebutuhan di masa depan," ujar Cedrik.
Sebagai mitra kolaborasi, Siemens menjalankan program Pendidikan dan Pelatihan Teknologi dan Kejuruan (Technical Vocational Education and Training/TVET) di lembaga pendidikan publik dan swasta.
Adapun, program tersebut menargetkan dapat melatih 1.300 siswa pada 2023 mendatang.
Lebih jauh, Siemens memiliki unit khusus yang berfokus pada smart manufacturing khususnya untuk Sertifikasi Pendidikan Pelatihan Peralatan Mekanik (MTS) yang berkolaborasi dengan universitas dan sekolah kejuruan.
Forum tersebut juga dihadiri oleh lebih dari 500 orang yang terdiri atas pemerintah, perusahaan milik negara, asosiasi, pelangan dan mitra bisnis Siemens.