Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi baru menyajikan bukti Bumi berada pada posisi miring seperti yang terjadi sekitar 84 juta tahun yang lalu.
Kita tahu bahwa penjelajahan kutub sejati (TPW) kadang-kadang dapat memiringkan seluruh planet dan bulan relatif terhadap sumbunya, tetapi tidak sepenuhnya jelas seberapa sering hal ini terjadi di Bumi.
Sekarang sebuah studi baru menyajikan bukti satu peristiwa kemiringan seperti yang terjadi sekitar 84 juta tahun yang lalu ketika dinosaurus masih hidup di Bumi.
Para peneliti menganalisis sampel batu kapur dari Italia, yang berasal dari periode Kapur Akhir (100,5 hingga 65,5 juta tahun yang lalu), untuk mencari bukti pergeseran catatan magnetik yang akan mengarah pada terjadinya TPW.
Fosil bakteri yang terperangkap di batu, membentuk rantai mineral magnetit, menawarkan beberapa bukti paling meyakinkan tentang pengembaraan kutub sejati di Late Cretaceous dan mungkin membantu menyelesaikan perdebatan ilmiah yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
“Pengamatan ini mewakili TPW skala besar terbaru yang didokumentasikan dan menantang gagasan bahwa sumbu putaran sebagian besar telah stabil selama 100 juta tahun terakhir,” para peneliti menjelaskan dalam makalah mereka dilansir dari Sciencealert.
Bumi terdiri dari inti bagian dalam logam padat dan inti luar logam cair, dengan mantel padat dan kerak (permukaan) bergerak perlahan di atas logam cair. Medan magnet bumi, yang dihasilkan oleh inti luar, terekam dalam batuan seperti yang dipelajari di sini.
Pengembaraan kutub sejati adalah ketika kutub geografis bergeser secara substansial, sehingga lapisan luar Bumi miring. Tidak ada yang benar-benar berubah dalam hal medan magnet bumi, tetapi batuan yang bergeser akan merekam data paleomagnetik yang berbeda saat bergerak.
Data itu mengungkapkan jarak ke kutub geografis Utara dan Selatan, memungkinkan para peneliti untuk memplot di mana kutub-kutub ini sebenarnya. Bidang yang sepenuhnya vertikal berarti batu berada di kutub, sedangkan bidang yang sepenuhnya horizontal menunjukkan bahwa batu itu berada di khatulistiwa.
"Bayangkan melihat Bumi dari luar angkasa," kata ahli geologi Joe Kirschvink, dari Tokyo Institute of Technology di Jepang.
"Pengembaraan kutub sejati akan terlihat seperti Bumi yang miring, dan apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa seluruh cangkang berbatu planet ini berputar di sekitar inti luar cair." tambahnya.
Menurut penelitian, ada sekitar 12 derajat kemiringan di Bumi sekitar 84 juta tahun yang lalu, yang dikoreksi relatif cepat dalam waktu sekitar 5 juta tahun, setara dengan "kosmik yo-yo".
Artinya, bebatuan ini melakukan perjalanan menuju khatulistiwa sebelum terbalik.