Kemenkominfo Hadirkan Aplikasi PMB di 1.000 Madrasah

Rahmi Yati
Minggu, 10 April 2022 | 09:44 WIB
Siswa Sekolah Dasar didampingi orang tua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Feny Selly
Siswa Sekolah Dasar didampingi orang tua melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama tahun ajaran baru 2020-2021 di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (13/7/2020). Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Pendidikan menginstruksikan sekolah untuk melakukan sistem PJJ di awal tahun ajaran baru hingga September mendatang sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. ANTARA FOTO/Feny Selly
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyediakan aplikasi Platform Mandiri Belajar (PMB) dan penyimpanan Pusat Data Nasional (PDN) untuk 1.000 madrasah dalam rangka mempercepat transformasi digital di bidang pendidikan.

Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan PMB merupakan salah satu upaya konkret transformasi pendidikan berbasis digital. Langkah itu ditujukan untuk menunjang implementasi kurikulum mandiri pada madrasah di bawah naungan Kementerian Agama.

“Kominfo memberikan dukungan kapasitas storage government cloud, aplikasi dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan nantinya. Kami dari sisi informatika akan memberikan dukungan pendampingan, bimbingan teknis informasi dan teknologi yang diperlukan,” kata Menkominfo dalam siaran pers dikutip Minggu (10/4/2022).

Johnny menuturkan, PMB merupakan aplikasi pembelajaran online terpadu berbasis cloud service. Pengembangan platform itu dimulai sejak 2021 sebagai implementasi berbagi pakai berbasis cloud service sesuai amanat Perpres No. 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Saat itu, sambungnya, PMB menyediakan dukungan penyediaan aplikasi umum untuk digitalisasi sektor pendidikan di 50 sekolah sebagai pilot project. Melalui platform tersebut, proses belajar dan mengajar, baik di tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi dapat berlangsung secara daring.

Dia menuturkan saat ini terdapat lebih dari 307.000 sekolah dan lebih dari 83.000 madrasah dan sekolah keagamaan lain memanfaatkan PMB tanpa perlu membangun aplikasi masing-masing.

"Pada akhir 2022, PMB akan diterapkan pada 1.000 sekolah pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia. Aplikasi versi kedua ini telah mengkonsolidasikan data dan aplikasi pendataan pendidikan keagamaan, yaitu EMIS [Education Management Information System]," terangnya.

Lebih lanjut Menkominfo menyebut, saat ini pemerintah sedang melaksanakan akselerasi transformasi digital nasional yang fokus pada empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, masyarakat digital, pemerintahan digital dan ekonomi digital.

Adapun keempat inisiastif yang digagas bersama saat ini, imbuhnya, merupakan salah satu upaya yang dapat mendorong terwujudnya tata kelola pendidikan menengah berbasis digital.

"Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan. Talenta itu didorong untuk mengoptimalkan peluang kontribusi pekerjaan dengan keterampilan digital. Oleh karena itu, para peserta didik perlu terus didorong untuk membekali diri dengan berbagai kecakapan yang semakin dibutuhkan di era yang terus bertransformasi secara digital,” ucap Menkominfo.

Bila mengutip hasil studi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kemenkominfo pada 2020, Johnny menyatakan kebutuhan kecakapan digital di masa depan berfokus pada tiga hal, yakni yang dikenal sebagai The ABC yaitu Artificial Intelligent, Big Data dan Cloud Computing.

Dengan perpaduan antara technical skill dan soft skill, menurutnya akan melahirkan kecakapan yang paling dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Soft skills yang dimaksud meliputi critical thinking, creativity, collaboration, serta communication (4C).

"Kombinasi dari kecakapan tersebut akan berperan besar dalam menyukseskan transformasi digital Indonesia sekaligus meningkatkan kompetensi, juga daya saing talenta digital Indonesia di level global,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper