Bisnis.com, JAKARTA – Media sosial milik Meta, Threads telah menghadirkan versi desktop yang ditunggu-tunggu pengguna sejak rilisnya aplikasi sekitar dua bulan lalu. Namun, kehadiran Threads dalam situs web dinilai tidak membawa dampak besar bagi jumlah penggunanya.
Melansir dari TechCrunch, Jumat (1/9/2023), trafik situs web Threads (threads.net) di AS melonjak sebesar 20 persen selama seminggu terakhir hingga Senin 28 Agustus kemarin, dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Namun, belum dapat dipastikan apakah lonjakan tersebut disebabkan oleh masuknya pengguna baru atau akibat perpindahan dari pengguna asli aplikasi seluler ke web.
Perhitungan tersebut berdasarkan data firma intelijen digital, Sameweb. Di seluruh dunia, peningkatan trafik dari peluncuran aplikasi web tercatat hanya sebesar 3 persen.
Pada 6 Juli kemarin, Meta meluncurkan Threads di tengah badai kecaman pengguna yang diterima Twitter akibat pembatasan akses harian. Pasca peluncurannya, Threads diketahui menjadi aplikasi tercepat yang pernah menjangkau 100 juta pengguna dan mengukir sejarah pencapaian yang hanya memakan waktu lima hari.
Namun sejak saat itu, trafik Threads mengalami penurunan. Perusahaan intelijen seluler Sensor Tower melaporkan pada awal bulan ini bahwa pengguna aktif harian Threads telah turun 82 persen sejak diluncurkan. Disebutkan bahwa kini hanya ada 8 juta pengguna yang mengakses aplikasi tersebut setiap harinya.
Peluncuran aplikasi web sebelumnya disebut-sebut akan menjadi kesempatan bagi Threads untuk membalikkan keadaan, mengingat pengguna sebelumnya telah ramai menuntut pengalaman mengakses Threads yang lebih mudah dari PC.
Namun, tampaknya peluncuran web ini sebagian besar hanya dinantikan oleh khalayak Threads yang sudah ada. Sameweb mengatakan peningkatan pengunjung situs web Threads dari minggu ke minggu di AS lebih besar dibandingkan penurunan pengguna aplikasi aktif.
Secara kasar mungkin bisa diasumsikan bahwa total lebihan dari jumlah pengunjung situs web merupakan pengguna baru, bukan pengguna yang beralih dari aplikasi sebab angkanya tidak seimbang. Namun, tidak ada cara pasti untuk menentukan tumpang tindih antara kedua angka tersebut.
Di luar itu, spekulasi yang lebih pasti ialah indikasi perpindahan pengguna dari aplikasi ke web, mengingat kenaikan angka pengunjung web yang diikuti penurunan pengunjung aplikasi.
Selain itu, data Android menunjukkan pengguna aktif harian Threads turun 15 persen di seluruh dunia dan 2,4 persen di AS, dalam perbandingan minggu ke minggu yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa peluncuran web Threads hanya membuat pengguna beralih dari aplikasi ke web, tetapi tidak banyak mendatangkan pengguna baru atau mengembalikan pengguna lama yang ramai di awal peluncuran aplikasi.
Di samping itu, Threads kemarin baru saja mengumumkan sedang menguji kolom pencarian pada platform di Australia dan Selandia Baru, fitur yang akan sangat berguna dan juga telah dinanti oleh pengguna sejak awal aplikasi diluncurkan. Fitur ini sempat disebutkan pula Meta ketika membeberkan sejumlah strategi untuk menggaet lebih banyak pengguna.
Sejumlah upaya Threads yang sejauh ini belum benar-benar berhasil menarik pengguna sesuai jumlah yang diharapkan sedikitnya menunjukkan pengaruh X pada ekosistem jejaring sosial berbasis teks.
Meskipun X banyak gagal di bawah kepemimpinan Elon Musk, tapi aplikasi ini terus menawarkan tempat untuk berita dan isu tren agar mudah terlihat, sesuatu yang lebih sulit ditemukan di Threads sebagai pesaingnya tanpa fitur utama seperti kolom pencarian, tagar, dan tren.
Selain itu, Threads agaknya kalah soal diversitas konten dibanding X. Hal ini juga yang masih dikeluhkan sejumlah pengguna, ketika beranda hanya dipenuhi selebritas yang sudah eksis di Instagram. (Lydia Tesaloni Mangunsong)