Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. (ISAT) mencatatkan pertumbuhan bisnis non-seluler hingga 30% pada kuartal III/2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sentuhan kecerdasan buatan (AI) hasil kolaborasi dengan Nvidia menjadi salah satu pembeda, yang membuat pertumbuhan tahun ini lebih kencang dibandingkan pertumbuhan tahun lalu.
Layanan MIDI, nama untuk bisnis non-seluler Indosat, pada kuartal III/2024 tercatat sebesar Rp5,9 triliun atau naik sekitar Rp1,37 triliun dibandingkan dengan kuartal III/2023.
Adapun pada kuartal III/2023 atau sebelumnya NVIDIA masuk, bisnis non-seluler tercatat sebesar Rp4,53 triliun atau hanya mampu tumbuh 10% year on year (YoY).
Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan Layanan IT dan Internet Tetap yang diimbangi dengan penurunan pendapatan Konektivitas Tetap.
Sementara itu, pada kuartal III/2024, selain mendapat cuan dari layanan internet tetap dan konektivitas tetap, layanan IT Indosat lebih bervariasi dengan kehadiran GPU as a Service (GPUaaS) AI dari NVIDIA sebagai motor penggerak pertumbuhan pendapatan MIDI atau nonseluler perusahaan. Akusisi MNC Play beberapa waktu lalu juga turut berkontribusi.
Sebagai penyedia GPUaaS, Indosat menyiapkan infrastruktur GPU yang fleksibel, sesuai kebutuhan pelanggan korporasi.
“Kepercayaan level Indosat bagi pelanggan enterprise sangat tinggi, karena kami dipilih dan dipercaya oleh Nvidia sebagai satu-satunya penyedia layanan GPU di Indonesia,” kata Steve kepada Bisnis, Selasa (5/11/2024).
Steve mengatakan pada 9 bulan pertama 2024, perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 10 perusahaan besar perihal pemanfaatan GPUaaS. Utilisasi kapasitas GPU Nvidia telah terpakai sekitar 30-40%.
Indosat berupaya untuk terus mendorong layanan NVIDIA dan membawa AI yang berdaulat, yaiitu AI yang diisi oleh talenta Indonesia, berada di Indonesia dan untuk Indonesia.
Visi AI berdaulat ini, kata Steve, juga sejalan dengan visi NVIDIA yang meyakini bahwa setiap negara memiliki kebijakan berbeda-beda terkait AI. Oleh sebab itu, teknologi AI perlu dikelola di tempat layanan AI berada.
Untuk mewujudkan visi tersebut, kata Steve, Nvidia hanya menunjuk satu perusahaan pada setiap negara untuk memiliki layanan GPU mereka.
“Seperti kita ketahui bahwasanya setiap pemerintah mendorong adanya kedaulatan data di negaranya masing-masing, agar patuh dengan peraturan tersebut Nvidia bekerjasama dengan permain lokal yang dipercaya,” kata Steve.
Sementara itu, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah mengatakan Nvidia masuk ke Tanah Air pada Februari 2024. Indosat dan Nvidia terus mempersiapkan diri hingga akhirnya implementasi pada Agustus 2024, layanan GPU Nvidia dapat dipasarkan di Indonesia bekerja sama dengan Indosat.
Dia mengatakan bahwa utilisasi GPU Nvidia di Indonesia sangat pesat dengan posisi per 22 Oktober 2024 telah mencapai 40% dari total kapasitas 1.000 GPU. Artinya ada 400 GPU yang telah tersewa dan digunakan oleh klien Indosat.
“Kami memasang sekitar 1.000 GPU, kemungkinan besar pada kuartal I/2025 sudah habis terpakai semua. Sekarang saja sudah ada yang memesan 200 GPU sekali memesan,” kata Danny kepada Bisnis, Selasa (22/10/2024).
Danny mengatakan pertambangan menjadi sektor utama yang menyewa kapasitas GPU pada Oktober 2024. Selanjutnya, sektor finansial khususnya perbankan.
Adapun untuk 2025, Indosat bakal membidik klien di sektor pemerintah untuk menggunakan GPU AI Nvidia.
“Kalau habis kami akan order lagi, permintaannya sangat besar sekali,” kata Danny.
Sekadar informasi, Indosat menyiapkan capex hingga Rp12,7 triliun pada 2024. Perseroan mulai serius mengembangkan artificial intelligence (AI) bersama dengan Huawei dan Nvidia.
Perusahaan melakukan berbagai kerja sama strategis dengan berbagai mitra berskala global, mulai dari peluncuran pusat pameran inovasi, Indosat Marvelous Xperience (MX) Center, hingga kerja sama strategis dalam pengelolaan pusat data berteknologi tinggi.
Tumbuh di Tengah Deflasi
Sementara itu untuk bisnis seluler, Indosat mencatatkan pendapatan sebesar Rp35,23 triliun atau tumbuh sekitar 9,5% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut terjadi di tengah deflasi 5 bulan berturut-turut yang menerpa Indonesia.
Adapun secara total pendapatan yang dibukukan Indosat tercatat sebesar Rp41,81 triliun atau tumbuh 11,6% YoY. Sekitar 84% dari total pendapatan berasal dari seluler, Sekitar 15% dari segmen korporasi dan 1% dari komunikasi tetap.
Kemudian, jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan yang dicatatkan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), maka pertumbuhan pendapatan Indosat cukup gemilang di mana Telkom pada periode yang sama hanya mampu tumbuh 0,9% YoY atau bertambah sekitar Rp1 triliun.