Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan mengebut penyusunan regulasi kecerdasan buatan (AI) pada tahun depan. Sempat molor, regulasi yang dihadirkan pada 2025 salah satunya memiliki fokus mengenai kedaulatan data di era AI.
Komdigi sempat menargetkan regulasi AI rampung sebelum pergantian presiden. Rencana tersebut belum terealisasi karena beberapa hal.
Wamen Komdigi Nezar Patria mengatakan pada tahun depan Komdigi berencana untuk membahas dan menggagas peraturan penggunaan kecerdasan buatan, yang saat ini perkembangannya begitu dramatis.
Komdigi mendorong industri yang menggunakan kecerdasan buatan dapat lebih inovatif dan kreatif, serta menghadirkan solusi AI kepada seluruh sektor dengan kehadrian regulasi baru tersebut. Komdigi juga ingin regulasi yang dihadirkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain di industri AI, bukan sebagai pasar.
"Kedaulatan data menjadi salah satu perhatian Komdigi. Kami ingin pengembangan dengan strategis untuk menjadikan Indonesia, bukan hanya konsumen, tetapi juga pemain penting setidaknya di kawasan untuk pengembangan AI," kata Nezar, Rabu (4/12/2024).
Nezar menambahkan untuk mewujudkan itu Komdigi menggelar diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan yang saat ini telah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.
Diskusi digelar secara berkesinambungan untuk melahirkan regulasi yang dapat melahirkan kepercayaan diri perusahaan dalam negeri dalam mengembangkan AI.
"Sehingga mereka dapat mengembangkan teknologi kecerdasan buatan dengan lebih percaya diri dan mengetahui batas yang perlu diperhatikan," kata Nezar.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengingatkan arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai sisi pemanfaatan dan antisipasi tantangan penggunaan AI.
Prabowo Subianto, kata Meutya, menegaskan terobosan teknologi menuntut para pemimpin untuk lebih bijak, lebih sabar, lebih akomodatif.
"Kekuatan teknologi dapat membawa kemajuan besar bagi kehidupan manusia, tapi juga mampu membawa kehancuran kehidupan manusia dengan sangat cepat,” tuturnya dalam Keynote Speech AI for Indonesia By Kumparan di Djakarta Teater, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).
Menurut Meutya, Presiden Prabowo Subianto terus menekankan pentingnya teknologi AI yang akan berada di semua lini kehidupan manusia. Namun, di saat yang bersamaan juga perlu persiapan dalam mengantisipasi dampak negatif yang mungkin muncul.
“Karena itu, Presiden Prabowo memilih jalan kolaborasi, komunikasi dan juga negosiasi. Jadi kita harus sepakat dulu kalau untuk teknologi AI kita dari awal sudah bersepakat berkolaborasi, berkomunikasi dan bernegosiasi sesuai yang disampaikan Presiden Prabowo,” jelasnya.