Bisnis.com, JAKARTA - Jelang pelarangan TikTok di Amerika Serikat pada 19 Januari 2025, banyak pengguna aplikasi video pendek tersebut melakukan migrasi ke platform lain, salah satunya ke Rednote.
Melansir dari The Verger, Rabu (15/1/2025) Rednote merupakan platform media sosial asal China yang juga dikenal dengan nama lainnya yaitu Xiaohongshu.
Platform yang awalnya diluncurkan pada 2013 sebagai aplikasi belanja, kini menjadi salah satu aplikasi sosial paling populer di China dengan lebih dari 700.000 pengguna baru hanya dalam dua hari.
Meskipun jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengguna TikTok di Amerika Serikat yang diperkirakan mencapai 150 juta pada awal 2023, lonjakan pengguna RedNote menunjukkan adanya ketertarikan yang signifikan.
RedNote menawarkan berbagai konten, mulai dari foto dan video hingga tulisan yang menarik perhatian pengguna internasional, terutama dari kalangan TikTokers di Amerika Serikat.
Dengan bahasa yang lebih santai dan berbumbu humor, banyak TikTokers yang berbagi cerita tentang bagaimana mereka beradaptasi dengan platform baru ini.
Beberapa dari mereka bahkan bercanda tentang transformasi mereka dari pengguna TikTok Amerika yang identik dengan pernak-pernik khas hingga menjadi pengguna RedNote yang lebih terintegrasi dengan budaya Tiongkok.
Bahkan, beberapa pengguna TikTok yang bermigrasi mencoba belajar bahasa Mandarin dengan pengguna RedNote menawarkan untuk mengajari mereka.
Tidak hanya itu, bahkan pengguna Rednote dari China menyarankan agar pengguna TikTok yang bermigrasi bisa mendalami budaya China jelang perayaan Tahun Baru China pada akhir bulan Januari nanti.
Akan tetapi, bila tren ini terus berlanjut, RedNote kemungkinan akan menghadapi tantangan serupa yang dialami TikTok, termasuk potensi larangan oleh pemerintah di beberapa negara.