Bisnis.com, JAKARTA — TikTok Shop Indonesia mencatatkan total Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$6,198 miliar atau Rp101,8 triliun (kurs Rp16.435). Adapun angka ini tumbuh 39% (YoY) dan menjadikan GMV TikTok Shop Indonesia menjadi nomor dua teratas di dunia.
Melansir dari Momentum Works, Senin (3/2/2025) berdasarkan data perdagangan video Tabcut.com GMV TikTok Shop global mencapai sekitar US$32,6 miliar dan Amerika Serikat (AS) menempati posisi teratas dengan GMV sekitar US$9 miliar.
Indonesia kini tercatat sebagai pasar terbesar kedua untuk TikTok Shop, diikuti oleh Thailand yang juga menunjukkan angka yang signifikan.
Namun, perlu dicatat bahwa angka GMV untuk kawasan Asia Tenggara mungkin akan berbeda dengan laporan yang akan dirilis oleh Momentum Works dalam laporan Ecommerce di Asia Tenggara 2025, yang akan mencakup definisi dan cakupan statistik yang berbeda.
Produk kecantikan dan perawatan pribadi tetap menjadi kategori dominan di seluruh pasar TikTok Shop.
Di Indonesia, sembilan dari sepuluh toko teratas dan delapan dari sepuluh produk terlaris berasal dari kategori ini.
Di AS, Key Opinion Leaders (KOL) kecantikan berperan besar, menghasilkan 14 dari 20 sesi langsung terlaris.
Meskipun harga transaksi barang rata-rata di AS mencapai US$19,64, harga tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Singapura yang tercatat US$19,77.
Untuk harga transaksi barang rata-rata di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$4,98 dan Malaysia berada di angka US$4,64.
Adapun, pendapatan yang didapatkan TikTok Shop ini berbanding terbalik dengan komitmen investasi TikTok di Indonesia.
Tercatat, kerja sama antara pemilik TikTok yaitu ByteDance Ltd dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hanya menggelontorkan dana sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp23 triliun untuk membeli 75,01% saham Tokopedia.
Sementara di pasar Thailand, yang memiliki GMV Rp8 triliun lebih rendah dari Indonesia, bakalan diguyur investasi sebesar Rp61,1 triliun. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari investasi ditaruh TIkTok di Indonesia.
Sementara itu pada Juni 2024, Induk TikTok, ByteDance, menggelontorkan Rp34 triliun untuk membangun data center AI di Malaysia.