Modal Ventura Minta RI Tinggalkan Pandangan Startup Sukses Adalah Unicorn

Lukman Nur Hakim
Rabu, 5 Februari 2025 | 17:15 WIB
ilustrasi venture capital/unsplash
ilustrasi venture capital/unsplash
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemodal Ventura menuturkan bahwa Indonesia terlalu menjadikan unicorn sebagai tolak ukur berhasilnya startup atau perusahaan rintisan. Paradigma memuliakan unicorn itu harus diubah.  

Managing Director OCBC Ventura, Darryl Ratulangi mengakui bahwa unicorn merupakan startup yang memiliki valuasi besar. 

Namun, sayangnya di Indonesia hal itu menjadi pedoman. Padahal, kata Darryl anggapan tersebut harus segera disingkirkan. Sebab, banyak perusahaan tidak mencapai level unicorn tapi dapat mencatatkan profit dan sukses.

"Banyak kok perusahaan-perusahaan yang mungkin lebih kecil, enggak sebesar itu, dan itu sukses-sukses aja, mereka punya profit, punya dividen," kata Darryl dalam acara Investment Outlook 2025, Rabu (5/2/2025).

Senada dengan Darryl, Partner di Thrill Capital Anthony Tjajadi menilai Indonesia terlalu mengglorifikasi perusahaan yang telah menjadi Unicorn.

Padahal, Anthony melihat untuk mencapai status unicorn atau valuasi perusahaan sekitar US$1 miliar tidaklah mudah di Indonesia.

"Dan menurut saya, para pendiri tidak harus membangun perusahaan karena mereka ingin menjadi Unicorn," ujarnya.

Lebih lanjut, Anthony menyoroti bahwa ekosistem startup di Indonesia belum cukup matang untuk mendukung perkembangan perusahaan hingga mencapai valuasi sebesar itu.

Maka dari itu, pasar Indonesia masih perlu waktu untuk berkembang lebih matang agar dapat menghasilkan lebih banyak perusahaan dengan valuasi fantastis seperti unicorn. 

"Untuk mencapai angka seratus juta dolar saja sudah luar biasa. Jangan terlalu membebani diri dengan ambisi yang terlalu tinggi, yang mungkin tidak realistis," ucap Anthony.

Dalam catatan Bisnis, pada awal 2024, Indonesia dikejutkan dengan tutupnya dan PHK beberapa startup fintech, yakni Zenius, Xendit dan Flip. Menariknya, ketiga startup ini sama-sama baru memperoleh pendanaan di 2022. 

Zenius sempat mendapatkan dana dengan jumlah yang tidak disebutkan dari modal ventura milik Telkom MDI Venture. Lalu, Flip juga mendapat pendanaan Seri B putaran kedua yang dipimpin oleh Tencent dengan nilai US$55 juta atau Rp811 miliar.

Sementara Xendit pada kuartal II/2022 juga mendapatkan pendanaan seri D dengan total US$300 juta atau senilai Rp4,3 triliun yang dipimpin oleh Coatue dan Insight Partner.

Ritme serupa juga ditemui pada akhir 2023, startup edutech Halodoc melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk jumlah yang tak disebutkan, hanya 4 bulan setelah mendapat pendanaan Seri DI U$100 juta atau Rp1,5 triliun dari Astra.

Adapun unicorn RI terakhir yang tengah menjadi sorotan adalah Bukalapak yang meninggalkan penjualan fisik dan eFishery yang tersandung dugaan kasus fraud dengan nilai mencapai Rp9,7 triliun. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper