Jensen Huang Sebut DeepSeek Percepat Adopsi AI, Untungkan Nvidia

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 23 Februari 2025 | 08:05 WIB
CEO NVIDIA JENSEN HUANG Founder & CEO Nvidia Jensen Huang saat acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
CEO NVIDIA JENSEN HUANG Founder & CEO Nvidia Jensen Huang saat acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri dan CEO Nvidia Jensen Huang menyatakan pasar keliru menilai kemajuan teknologi DeepSeek serta potensi dampak negatifnya terhadap bisnis pembuat chip tersebut.

Sebaliknya, Jensen menyebut model penalaran open source R1 buatan DeepSeek sebagai hal yang sangat menarik dan memberi keuntungan bagi perusahaan.

Jensen mengatakan pasar merespons R1 seolah-olah teknologi AI sudah selesai dan manusia tidak membutuhkan lagi komputasi karena DeepSeek dapat menghadirkan efisiensi. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya. 

Dengan kehadiran DeepSeek, adopsi dan penetrasi AI makin cepat, bukan menghapus kebutuhan seperti yang diproduksi Nvidia. 

“R1 membuat semua pihak menyadari bahwa model AI bisa jauh lebih efisien dari perkiraan sebelumnya. Ini memperluas sekaligus mempercepat adopsi AI,” kata Jensen, dilansir dari Techcrunch Minggu (23/2/2025).

Jensen mengatakan R1 menunjukkan AI dapat dijalankan dengan sumber daya lebih hemat, memungkinkan perusahaan kecil dan startup mengembangkan aplikasi AI tanpa investasi infrastruktur besar. Ini memperluas basis pengguna AI di berbagai sektor

Meski pra-pelatihan (pre-training) lebih efisien, proses pasca-pelatihan (reasoning) tetap membutuhkan daya komputasi tinggi. Huang menekankan penalaran adalah tahap yang sangat intensif komputasi, area di mana chip Nvidia tetap dominan. 

R1 memicu persaingan untuk mengembangkan model lebih efisien, yang justru meningkatkan permintaan solusi komputasi canggih. Huang menyebut ini sebagai bahan bakar pertumbuhan pasar AI. Nvidia berperan sebagai penyedia infrastruktur kunci dalam hal ini. 

Pujian juga kepada DeepSeek juga pernah dilontarkan oleh CEO OpenAI Sam Altman, yang menilai kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

“Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

Ilustrasi kecerdasan buatan
Ilustrasi kecerdasan buatan

Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dalam perkembangannya, DeepSeek tengah mempertimbangkan pendanaan eksternal untuk pertama kalinya setelah mengalami lonjakan permintaan yang signifikan terhadap model kecerdasan buatannya.

Melansir dari Reuters, Kamis (20/2/2025) DeepSeek menarik minat dari sejumlah investor besar, termasuk Alibaba dan dana negara seperti China Investment Corp dan National Social Security Fund.

Pada bulan Januari, DeepSeek mengejutkan industri teknologi dengan meluncurkan model AI berbiaya rendah yang diyakini mampu menyamai atau bahkan mengungguli model-model AI yang dikembangkan oleh pesaing Barat, namun dengan biaya yang jauh lebih murah. 

Model ini menimbulkan keraguan tentang keunggulan Amerika Serikat dalam perlombaan global untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan.

Akan tetapi, dengan lonjakan permintaan yang terjadi sejak peluncuran, DeepSeek kini menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur. Startup ini mengalami pemadaman listrik akibat kebutuhan akan chip dan server AI yang lebih banyak untuk menangani penggunaan yang terus berkembang. 

Untuk mendukung pengembangan model AI yang semakin kompleks dan menghadapi permintaan yang semakin tinggi, perusahaan kini mempertimbangkan untuk mencari pendanaan eksternal guna memperkuat kapasitas dan infrastrukturnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper