Bisnis.com, JAKARTA – Twilio, platform komunikasi berbasis komputasi awan (cloud), mengungkapkan bahwa lebih dari separuh profesional di dunia mulai menggunakan layanan perpesanan Rich Communication Services (RCS).
Rich Communication Services (RCS) adalah standar perpesanan baru yang meningkatkan pengalaman perpesanan di ponsel, menggantikan SMS dan MMS. RCS menawarkan fitur-fitur lebih kaya dan interaktif seperti pemberitahuan sedang mengetik, tanda sudah dibaca, berbagi file beresolusi tinggi, dan obrolan grup.
Sebanyak 60% surveyor yang diteliti Twilio mengungkap, RCS memberikan dampak yang sangat positif terhadap komunikasi mereka dengan pelanggan. Adapun, layanan baru ini dapat menyertakan identitas brand pengirim pesan pada aplikasi pesan bawaan (default).
Dengan fitur ini, pelanggan dapat dengan segera mengenali dan mempercayai sumber dari pesan yang diterima. Walaupun SMS tetap penting, tetapi RCS menawarkan platform standar dan kaya fitur yang dinamis serta interaktif untuk komunikasi yang lebih aman.
Regional Vice President, ISV Business untuk APJ di Twilio, Irfan Ismail, mengatakan seiring dengan kian meningkatnya kebutuhan komunikasi digital yang aman, adopsi RCS secara luas hanya tinggal menunggu waktu.
“Meskipun saat ini popularitas RCS masih terkonsentrasi di kawasan Amerika dan Eropa, beberapa negara di Asia termasuk Singapura sudah mulai melangkah menuju penerapan standar pesan baru yang lebih aman ini,” kata Irfan dalam siaran pers, Selasa (22/4/2025).
RCS, jelasnya, tidak hanya merevolusi cara brand berinteraksi dengan pelanggan, tetapi juga membantu mengurangi penyebaran informasi yang menyesatkan dengan fitur akun pengirim terverifikasi, sehingga menciptakan ekosistem digital yang lebih aman.
“Ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk memperkuat keamanan komunikasi digital,” tambahnya.
Walaupun 56% responden mengaku belum menerapkan RCS, dalam 12 bulan ke depan hampir tiga perempat (71%) profesional industri yang disurvei di Mobile World Congress (MWC) berencana mengadopsi RCS.
Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya berencana mengimplementasikan RCS dalam semua bentuk interaksi yang memungkinkan, sementara 20% akan menggunakan RCS untuk sebagian besar interaksi, dan 37% untuk interaksi tertentu.
Namun, kurangnya pengetahuan masih menjadi penghambat bagi hampir sepertiga (30%) organisasi bisnis dalam mengimplementasikan RCS. Temuan ini menekankan pentingnya edukasi yang lebih baik mengenai aplikasi RCS, manfaatnya, serta cara mengintegrasikannya ke dalam infrastruktur yang sudah ada.