Bisnis.com, JAKARTA — Meta akan menindak akun Facebook yang membagikan konten “tidak original”. Termasuk, akun yang berulang kali me-repost teks, foto, atau video milik orang lain.
Sebagai langkah tindak lanjut tersebut, Mereka telah menghapus sekitar 10 juta profil yang menyamar sebagai kreator konten ternama.
Selain itu, Facebook juga telah mengambil tindakan terhadap 500.000 akun yang terlibat dalam “perilaku spam atau interaksi palsu”. Tindakannya berupa menurunkan komentar akun dan mengurangi distribusi kontennya untuk mencegah akun tersebut dimonetisasi.
Meta berfokus pada repost konten orang lain, baik di akun spam, maupun yang berpura-pura menjadi kreator asli.
“Akun yang menyalahgunakan sistem dengan berulang kali menggunakan kembali konten orang lain akan kehilangan akses ke program monetisasi Facebook untuk sementara waktu dan distribusi postingan mereka akan berkurang” Kata perusahaan tersebut menjelaskan fokus utama kebijakannya, dilansir Techcrunch.
Meta juga menambahkan, ketika Facebook mendeteksi video duplikat, distribusi salinannya akan dikurangi untuk memastikan kreator asli mendapatkan penayangan dan kredit.
Pembaruan Meta tersebut kelihatannya hanya berfokus pada konten yang digunakan kembali, tetapi sebenarnya mereka juga mempertimbangkan kecerobohan AI.
Pada bagian yang menawarkan “tips” untuk membuat konten original, Meta mencatat bahwa kreator sebaiknya tidak hanya menyatukan klip atau menambahkan watermark saat menggunakan konten dari sumber lain, serta harus berfokus pada penceritaan yang autentik, bukan pada video pendek yang kurang bermanfaat.
Secara tidak langsung itu berarti Meta memang menyasar pada jenis video yang diproduksi oleh AI, sebab video-video kurang bermanfaat itu seringkali menampilkan serangkaian gambar atau klip dengan tambahan narasi AI.
Perusahaan induk sejumlah media sosial itu juga memperingatkan kreator untuk tidak menggunakan kembali konten dari aplikasi atau sumber lain, serta memberi catatan bahwa teks video harus berkualitas tinggi, yang artinya dapat mengurangi penggunaan teks AI otomatis yang tidak diedit oleh kreator.
Selain itu, perusahaan tersebut juga mengatakan sedang menguji sistem yang menambahkan tautan pada video duplikat yang mengarahkan penonton pada konten asli.
Pembaruan tersebut hadir setelah Meta menghadapi kritik dari pengguna di seluruh platformnya tentang penerapan kebijakannya yang keliru dan berlebihan melalui cara otomatis.
Meta menyatakan perubahan ini akan diterapkan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan, sehingga para kreator bisa menyesuaikan diri.
Jika kreator merasa konten yang telah dibuat tidak didistribusikan, mereka dapat melihat wawasan tingkat posting baru di Dasbor Profesional Facebook untuk mengetahui alasannya, bahkan juga dapat melihat apakah mereka terkena penalti monetisasi. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)