Bisnis.com, JAKARTA - Roblox merupakan salah satu platform game online terpopuler dikalangan anak-anak hingga orang dewasa. Game ini paling banyak dimainkan oleh anak-anak berusia antara enam hingga empat belas tahun.
Daya tarik dari platform ini terletak pada game-gamenya yang imersif dan interaktif, sehingga memberikan kebebasan luas kepada pengguna untuk berkreasi serta bermain secara bebas.
Meskipun Roblox menjadi ruang yang cukup aman bagi anak-anak, tetapi ada sisi mengkhawatirkan yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang tua. Beberapa risiko tersembunyi dari Roblox justru datang dari fitur-fitur sosial dan mekanisme permainan itu sendiri yang belum tentu ramah terhadap anak.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa platform ini memungkinkan siapa pun untuk membuat dan mempublikasikan game tanpa proses kurasi yang ketat.
Dilansir dari Times of India dan KBA Attorneys, Senin (28/07/2025), berikut alasan penggunaan Roblox yang dianggap berbahaya bagi anak-anak:
1. Akses tanpa batas ke konten buatan pengguna
Roblox menyediakan wadah bagi jutaan pengguna untuk membuat dan memainkan sesuka hati. Namun, kebebasan ini mampu membuka celah terhadap konten yang tidak sesuai usia, seperti kekerasan, penggunaan bahasa kasar, hingga simulasi seksual yang tersembunyi dalam bentuk permainan.
Anak-anak yang belum memiliki kemampuan menyaring informasi secara tepat, berpotensi terpapar hal-hal yang mampu merusak perkembangan emosional dan moral.
2. Celah keamanan dalam interaksi sosial
Fitur obrolan dalam Roblox memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan orang asing dari seluruh dunia. Meskipun ada filter otomatis, anak-anak tetap dapat menerima pesan yang sifatnya manipulatif dan tidak pantas.
Hal ini membuka peluang terjadinya ‘grooming ’, pelecehan, atau ajakan untuk berbagi informasi pribadi yang membahayakan. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk membatasi akses komunikasi anak, mengecek daftar teman, dan berdiskusi secara terbuka tentang keamanan dalam penggunaan game online.
3. Risiko kecanduan
Struktur game pada Roblox yang menarik dan terus berubah, mampu menyebabkan anak-anak kesulitan mengatur waktu bermain. Mereka mampu menghabiskan waktu hingga berjam-jam dalam satu sesi, mengabaikan kegiatan sekolah, tidur, dan interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik saja, tetapi juga pada ketidakseimbangan emosional dan fokus belajar.
4. Sistem monetisasi yang memicu pengeluaran berlebihan
Roblox menggunakan mata uang virtual bernama Robux yang dapat dibeli dengan uang yang asli. Dalam hal ini, monetisasi merujuk pada cara pengembang atau pihak platform dalam mendapatkan uang dari aktivitas pengguna, seperti pembelian item virtual, iklan, atau sistem keanggotaan berbayar.
Akibatnya, anak-anak sering kali tergoda untuk membeli item kosmetik atau akses premium, tanpa memahami nilai uang sebenarnya. Hal ini dapat menciptakan kebiasaan konsumtif sejak dini dan jika tidak diawasi secara tepat, akan berdampak buruk terhadap penyalahgunaan uang yang diberikan oleh orang tua.
5. Kurangnya pengawasan efektif
Meskipun Roblox menyediakan fitur kontrol yang dapat diakses oleh orang tua (parental control), tetapi tidak semua orang mampu dan paham menggunakan fitur tersebut secara tepat. Selain itu, sistem pengawasan yang disediakan Roblox tidak cukup kuat untuk memfilter konten atau interaksi berbahaya secara menyeluruh. Hal ini yang membuat Roblox menjadi berbahaya, karena kurangnya pengawasan dan tidak adanya pemahaman lebih lanjut. Jika dibiarkan, anak-anak dapat mengakses game yang sifatnya bebas dan dikhawatirkan bertemu dengan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
6. Eksploitasi anak melalui pengembangan konten
Anak-anak yang bermain Roblox sering kali terlibat dalam proses yang kompleks, termasuk pemrograman dan desain visual, tetapi sistem pembagian hasil pendapatan dari game tersebut sangat tidak transparan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa anak-anak justru dimanfaatkan secara komersial tanpa perlindungan hukum yang memadai. Sebaiknya, Anda dapat memberikan batasan dan arahan kepada sang anak, agar mereka tidak hanya memahami aspek teknis dari membuat game, tetapi juga memiliki kesadaran terhadap nilai kerja, hak cipta, serta konsekuensi ekonomi dari hasil kreativitas mereka yang sudah sibuat.
7. Kesenjangan antara popularitas dan keamanan
Roblox sangat populer dan terlihat sebagai sarana untuk bermain dan belajar. Namun, popularitas ini sering kali mengalihkan perhatian orang tua terhadap ancaman yang tersembunyi. Beberapa orang banyak yang tidak menyadari bahwa di balik tampilan menarik tersebut, terdapat potensi berbahaya yang mengacam anak-anak yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Salah satu ancaman utama adalah adanya fitur interaksi sosial yang memungkinkan anak-anak terlibat dengan pengguna asing tanpa pengawasan ketat. Hal ini mampu membuka celah terhadap potensi perundungan siber, manipulasi psikologis, bahkan eksploitasi. (Maharani Dwi Puspita Sari)