Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Allianz Life Indonesia menegaskan insiden kebocoran data yang menimpa Allianz Life Insurance Company of North America di Amerika Serikat (AS) tidak berdampak pada sistem dan operasional mereka di Indonesia.
Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani, menekankan
Allianz Life Indonesia merupakan entitas yang terpisah dari Allianz Life AS, meskipun keduanya berada di bawah naungan grup Allianz SE yang berbasis di Jerman.
“Insiden kebocoran data yang terjadi hanya berdampak pada Allianz Life Insurance Company of North America [Allianz Life US] yang beroperasi di Amerika Serikat,” kata Wahyuni kepada Bisnis pada Selasa (29/7/2025).
Wahyuni menambahkan Allianz Indonesia menggunakan sistem dan infrastruktur teknologi yang terpisah dari Allianz Life di AS. Dia menyebut Allianz Indonesia memiliki komitmen tinggi terhadap keamanan dan kerahasiaan data nasabah.
Wahyuni mengatakan Allianz Indonesia menganggap kerahasiaan data nasabah merupakan hal yang perlu ditangani perusahaan dengan sangat serius. Hal tersebut ditunjukkan dengan sertifikasi ISO27701, yang menunjukkan kepatuhan terhadap perlindungan data nasabah.
Baca Juga PREMIUM WRAP-UP: Altcoin Tercuan, Pemborong Saham ANTM, SSIA, hingga JV Allianz & Konglomerat India |
---|
“Allianz Indonesia juga memiliki Data Privacy Officer, hingga mandatory training yang dilakukan secara berkala mengenai kerahasiaan data kepada seluruh karyawan Allianz Indonesia,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Allianz Life AS mengonfirmasi adanya insiden peretasan yang menyebabkan data pribadi mayoritas nasabah, tenaga keuangan, dan karyawan perusahaan dicuri.
Insiden tersebut terjadi pada 16 Juli 2025, saat pelaku peretasan berhasil mengakses sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) berbasis cloud yang digunakan oleh perusahaan, melalui teknik rekayasa sosial.
Juru bicara Allianz Life AS, Brett Weinberg, menyebut data yang dicuri mencakup informasi pribadi yang dapat diidentifikasi (personally identifiable information/PII).
Dalam keterangannya kepada otoritas negara bagian Maine, perusahaan mengungkapkan saat ini mereka memiliki sekitar 1,4 juta nasabah.
Allianz Life AS telah melaporkan peretasan ini ke Biro Investigasi Federal (FBI), namun belum menyebutkan apakah ada tuntutan tebusan dari pelaku atau keterkaitan dengan kelompok peretas tertentu.
Allianz Life AS menyatakan akan mulai mengirimkan pemberitahuan resmi kepada seluruh pihak terdampak mulai 1 Agustus 2025.
Insiden ini menambah daftar panjang serangan siber terhadap sektor asuransi. Beberapa waktu lalu, penyedia asuransi kesehatan Aflac juga mengalami kejadian serupa.
Bahkan, menurut laporan tim keamanan Google, kelompok peretas Scattered Spider diduga aktif melakukan intrusi terhadap perusahaan asuransi dengan memanfaatkan rekayasa sosial untuk menembus sistem internal.