Mayoritas Pengguna Internet Mengharapkan Akses Konten Maksimal 4 Detik

Agne Yasa
Kamis, 6 Juli 2017 | 23:54 WIB
Ronni Nurmal, Vice President, Head of Network Product Unit Ericsson Indonesia & Timor Leste/Bisnis
Ronni Nurmal, Vice President, Head of Network Product Unit Ericsson Indonesia & Timor Leste/Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ericsson Mobility Report merilis temuan bahwa pada pasar broadband yang lebih maju, konsumen biasanya mengharapkan time-to-content atau waktu ke konten dalam 4 detik atau kurang.

Ronni Nurmal, Vice President, Head of Network Product Unit Ericsson Indonesia & Timor Leste mengatakan kemungkinan untuk pengguna menerima minimum kecepatan jaringan ketika mengakses web browsing yaitu konten muncul sebelum empat detik yang membutuhkan kapasitas kecepatan lebih dari atau sama dengan 1 Mbps, untuk video streaming, dan lebih dari atau sama dengan 5Mbps, dan untuk HD Video membutuhkan kapabilitas kecepatan lebih dari atau sama dengan 10 Mbps.

"Di Indonesia pada Q1/2017 untuk web browsing ini sudah dapat mencapai 83%, video streaming 51%, dan HD Video 31%," ujarnya dalam acara Pemaparan Ericsson Mobility Report di Jakarta, Kamis (6/7).

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan kinerja jaringan yang stabil di sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara dan Oseania, hingga pada titik di mana 70% dari analisa sampel uji kecepatan di semua Negara ini mencapai kecepatan downlink minimal 1 Mbps.

Meskipun kecepatan ini tidak cukup untuk menciptakan time-to-content atau waktu ke konten hingga 4 detik atau kurang, diperkirakan kondisi ini akan membaik seiring dengan perkembangan jaringan yang semakin cepat berkat penerapan LTE.

Selain itu, karena kecepatan jaringan selular di atas LTE semakin cepat, kecepatan download yang menyentuh 1 gigabit per detik (GBPS) telah tercapai di Australia dan Singapura, dengan time to content atau waktu mencapai konten kurang dari 4 detik, membuat video streaming real-time menjadi tren teratas konsumen.

"Data trafik pertumbuhan smartphone per bulan per smartphone secara global menunjukkan saat ini 2016 setidaknya menghabiskan 2,1 GB dan di regional hanya 1,8 GB. Ini diprediksi meningkat menjadi 12 GB pada 2022," katanya.

Adapun untuk konten video juga akan terus bertumbuh dari posisi pada 2016 yaitu 50% konten merupakan konten video dengan 8,8 ExaBytes.

"Pada 2022 diprediksi akan menjadi 75% dari data trafik dengan 71 ExaBytes atau menjadi delapan kali lipat," ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper