Bagaimana bayangan Anda terhadap Lion Air Group ke depan?
Kalau dimaknai, slogan Lion Air adalah We make people fly. Itu merupakan sebuah cara untuk mengubah pemahaman. Dulu kalau mau naik pesawat harus orang kaya atau harus yang berduit. Kami berpikir bukan itu. Ini tidak berbeda dengan kereta api dan lain-lain. Hanya saja moda transportasinya berbeda.
Jadi yang kami bayangkan ke depan itu bagaimana Indonesia yang sudah tertinggal dengan negara lain jumlah penumpang pesawatnya bisa bertambah terus. Sekarang kalaupun penumpang pesawat di Indonesia itu 100 juta, yang real terbang itu paling 70 juta. Adapun yang 30 juta adalah frequent flyer yang beberapa kali terbang. Sekarang, penduduk Indonesia sekitar 250 juta orang. Artinya, jumlah yang belum pernah naik pesawat masih sangat besar.
Indonesia sebagai negara kepulauan seperti ini, kami berpikir transportasi yang memudahkan orang bepergian adalah pesawat. Dengan demikian, pasar dan masyarakat akan selalu membutuhkan angkutan udara. Untuk itulah, dalam pemikiran kami, industri angkutan udara nasional terus berkembang sehingga kami ikut di dalamnya dalam konteks Lion Air Group.
Selain itu, kami ingin berperan dalam pasar ekonomi Asean. Oleh karena itu, kami buat perusahaan di Malaysia dan Thailand. Namun, yang terpenting adalah sewaktu membuat perusahaan harus dalam rangka melihat pasar sebagai satu kesatuan untuk ambil dan harus kami menangkan.
Kami jangan hanya sebagai pemain di dalam, karena pasar ini akan mix. Kami harus menjadi pelaku global. Untuk mewujudkan sebagai pelaku global itu sangat mungkin karena kami punya order pesawat dan kemampuan.
Setelah Thailand dan Malaysia, adakah rencana untuk menambah perusahaan di negara lain?
Di mana saja dimungkinkan, selama kami pikir ekonomisnya masuk. Sebetulnya, dulu Australia dan India pernah kami bicarakan. Akan tetapi, kami lebih fokus di Asean karena pasar Asean akan bertumbuh dan menjadi jalur untuk meraup pasar China dan India.
Di India dengan penduduk sekitar 1 miliar orang, ekonominya bertumbuh dan mereka suka jalan-jalan. Jadi, potensi untuk perluasan pasar akan terus kami kaji.
Kami dalam waktu dekat akan terbang ke Bangladesh. Kami sedang mencoba kreasi lagi dari kota-kota di India dan China. Kami harus pelajari dulu kota mana yang bisa kami terbangi. Untuk penerbangan ke Bangladesh rencananya dimulai pada Juli.