Sebagai maskapai berbiaya rendah, bagaimana strategi Anda menjaga kualitas, keselamatan, dan kenyamanan penumpang?
Banyak orang berpikir murah itu tidak selamat, itu tidak benar. Saya mau kasih tahu, seandainya perusahaan penerbangan di Malaysia, atau Singapura menggunakan pesawat yang sama dengan yang kami gunakan, pertanyaannya, apakah pabrik mengeluarkan manual perawatan yang berbeda? Sama, bukan? Spare part juga sama. Artinya, perawatan tidak ada perbedaan.
Apakah sekolah pilot berbeda? Tidak, sama juga. Jadi maksud saya, mengenai keselamatan itu mutlak. Apakah pihak asuransi mau memberikan rate asuransi tanpa dia tahu pesawat itu dilakukan perawatan dengan baik? Pasti tidak mau, tetapi selama ini kami mendapat rate asuransi dengan baik.
Jadi, tidak ada istilahnya LCC atau bujet airlines itu tidak selamat, tidak ada. Perbedaanya hanya, misalnya di airlines yang full service bisa bawa bagasi 20 kg tetapi di LCC maksimum 5 kg. Lebih dari itu maka harus bayar. Kalau bicara keselamatan, perawatan, dan training segala macam itu sama saja, tidak ada bedanya.
Bagaimana dengan aspek kenyamanan?
Hal itu menjadi berbeda ketika kami menawarkan biaya yang bisa lebih rendah dibandingkan dengan full service karena kami kejar produktivitasnya. Kalau full service, ground time itu bisa sampai 1 jam tetapi bujet airlines cuma setengah jam supaya mengejar unit cost-nya lebih rendah.
Akan tetapi, bukan berarti aspek keamanan dan keselamatan diabaikan. Dengan waktu yang begitu tight, ketika ada yang meleset satu, ya delay. Kalau pesawat ganti ban misalnya, pasti akan delay karena dari perkiraan waktu awalnya hanya 30 menit tetapi jadi butuh waktu 45 menit. Faktor uncertainty selalu ada. Itulah sebagian yang membuat delay. Memang kami desain produknya itu tight sekali.
Target OTP [on time performance] setiap maskapai itu berbeda. Untuk Batik Air kami targetkan OTP itu bisa di atas 85%. Kalau untuk Wings Air itu susah di atas 80%, karena operasinya di remote area. Bisa mencapai 75% saja sudah bagus.
Kalau Lion Air, karena untuk kebanyakan masyarakat ditargetkan di kisaran 75%. Lion sampai dengan pukul 12.00 masih bisa 85%. Begitu lewat pukul 12.00 bisa di bawah itu karena berbagai faktor, seperti cuaca, atau ada kerusakan yang harus diperbaiki.
Pewawancara: Thomas Mola & Fitri Sartina Dewi
BIODATA SINGKAT
Nama: Edward Sirait
Tempat Tanggal Lahir: Tapanuli, 11 Oktober 1962
Pendidikan:
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (1986)
Karier:
- CEO Lion Air Group (2015—Sekarang)
- General Affair Director Lion Air (2002—2015)
- General Manager of Internal Audit Division, PT Merpati Nusantara Airlines (2000—2002)
- Functional Manager of Corporate Planning Division, PT Merpati Nusantara Airlines (1999—2000)
- Manager of Budgeting Department, PT Merpati Nusantara Airlines (1997—1999)
- Manager of Budget and Analyst, PT Merpati Nusantara Airlines (1994—1997)