Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memperkuat literasi digital masyarakat terutama dalam menangkal berbagai hoaks jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menilai literasi digital jadi kunci bagi masyarakat terhindar dari disinformasi atau hoaks di tahun politik tersebut.
"Jadi apapun namanya ada hoaks, ada ujaran kebencian, dia bisa menelaah oh ini tidak perlu ditanggapi, oh ini adalah hoaks," ujar Semuel saat acara Kickoff Literasi Digital Sektor Pendidikan, Kamis (23/2/2023).
Semuel mengibaratkan literasi digital ini sebagai sistem imun yang dapat menjaga masyarakat dari hoaks. Lewat kemampuan literasi digital yang mumpuni, masyarakat tidak akan mudah terpengaruh dan percaya pada informasi-informasi yang tidak jelas sumber kebenarannya.
Dengan literasi digital yang dimiliki, sambung dia, masyarakat akan lebih selektif dalam memilih dan memilah informasi yang diterima.
"Kalau kita bekali masyarakat dengan pengetahuan, masyarakat bisa menangkal hoaks itu sendiri. Itu yang kita harapkan," ucap dia.
Lebih lanjut, Kemenkominfo telah melibatkan 12 perguruan tinggi nasional dalam rangka meningkatkan literasi digital masyarakat, salah satunya dengan memberikan edukasi terutama dalam pilar digital safety.
Semuel menyebut indeks literasi digital masyarakat saat ini berada dalam skala sedang, yakni 3,54 persen dari skala 1 sampai 5.
"Kenaikannya cuman 5 poin dan dari empat pilar yang kita dorong untuk lakukan literasi, yang paling rendah adalah digital safety yang terefleksikan di masyarakat kita,” kata Semuel.
Dia menambahkan, rendahnya nilai pilar digital safety ini tercermin salah satunya dari modus penipuan yang marak terjadi di tengah masyarakat.
Masyarakat Indonesia, imbuh dia, paling mudah ditipu secara online. Bahkan, tahun lalu saja Kemenkominfo menerima lebih dari 130.000 laporan.
“Kalau masyarakat bisa membentengi dirinya untuk menghindari berbagai penipuan secara online maka indeks literasi safety kita akan naik, sehingga kita bisa lebih fokus lagi ke literasi skill, budaya dan etika," tutupnya.