Bisnis.com, JAKARTA - Yandex, perusahaan teknologi asal Rusia, menyetujui untuk menjual asetnya senilai US$5,21 miliar atau Rp83,81 triliun (Kurs: Rp15.708) kepada konsorsium investor Rusia, yang di dalamnya juga terdapat perusahaan minyak Lukoil. Penjualan dilakukan imbas dari perang Rusia Ukraina yang berkepanjangan.
Sering disebut sebagai "Google-nya Rusia", perusahaan teknologi Yandex mengembangkan layanan online terkemuka, termasuk pencarian, periklanan, dan layanan pemesanan kendaraan, dan merupakan salah satu dari sedikit perusahaan Rusia yang berpotensi menjadi bisnis global hingga Moskow menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Dilansir dari CNA Senin (4/2/2024) kesepakatan tersebut membuat perusahaan teknologi terbesar di Rusia tersebut sepenuhnya berada di bawah kepemilikan Rusia. Dahulu perusahaan ini berada lingkaran teknologi Barat, dalam hal ini Yandex NV di Belanda.
Yandex dan Kremlin telah terlibat dalam negosiasi selama sekitar 18 bulan untuk mencoba memisahkan bisnis Yandex di Rusia dari perusahaan induknya di Belanda, Yandex NV.
Harga jual tersebut mencerminkan "diskon wajib minimal 50 persen terhadap 'nilai wajar'", kata Yandex NV. Pemerintah Rusia harus menyetujui kesepakatan yang melibatkan penjualan aset asing dan menuntut diskon minimal 50 persen.
Sementara itu The Moscow Times melaporkan sanksi atas perang Rusia Ukraina telah memaksa Yandex untuk dipecah menjadi dua perusahaan – salah satunya mengawasi operasi yang menghasilkan pendapatan di Rusia dan perusahaan kedua yang berbasis di Amsterdam berfokus pada teknologi baru untuk pasar internasional.
Yandex NV berharap untuk menjual sahamnya di bisnis Rusia, yang mencakup mesin pencari Yandex dan aplikasi ride-hailing yang populer, dalam kesepakatan yang pada akhirnya harus ditandatangani oleh pemegang saham dan Kremlin.
Restrukturisasi Yandex ditunda dari Desember hingga awal 2024, Reuters melaporkan bulan lalu, mengutip tiga sumber anonim yang mengetahui negosiasi tersebut.
Yandex merupakan salah satu bisnis terbesar dan perusahaan internet termahal di Rusia. Pada 2022, nilai kapitalisasi Yandex dikabarkan mencapai US$17,4 miliar.
Perusahaan yang didirikan pada 2007 itu melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 2011. Namun, perdagangan tersebut dihentikan oleh Nasdaq pada Februari 2022 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Yandex mempekerjakan lebih dari 21.000 orang .