Elon Musk Tarik 700.000 Unit Mobil Tesla, Ini Sebabnya!

Alifian Asmaaysi
Minggu, 22 Desember 2024 | 18:04 WIB
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil listrik milik Elon Musk, Tesla Inc. dikabarkan kembali menarik hampir 700.000 unit kendaraannya pada Desember 2024.

Melansir Mashable.com, penarikan kembali 700.000 unit kendaraan itu disebabkan adanya masalah pada lampu peringatan tekanan ban. Sehingga, hal itu dikhawatirkan dapat membahayakan pengemudi.

"Lampu peringatan sistem pemantauan tekanan ban atau Tire Pressure Monitoring System (TPMS) tidak menyala selama siklus berkendara, sehingga gagal memperingatkan pengemudi tentang tekanan ban rendah," tulis National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), dikutip Minggu (22/12/2024).

Adapun, sejumlah unit yang terindikasi mengalami malfungsi sistem keamanan itu di antaranya Cybertruck 2024 tertentu, Model 3 series 2017 – 2025 dan Model Y series 2020 – 2025.

Namun demikian, tesla menyebut bahwa pihaknya telah merilis pembaaruan perangkat lunak yang akan mengatasi masalah tersebut. Sedangkan, surat pemberitahuan kepada pemilik dijaadwalkan bakal dikirim selambat-lambatnya pada 15 Februari 2025. 

Sementara itu, mengutip data milik firma manajemen BizzyCar, Tesla tercatat menyumbang 21% dari seluruh penarikan kembali produk di AS pada tiga kuartal 2024. Meskipun, sejumlah masalah yang menimpa unit Tesla itu dapat teratasi dengan melakukan pembaruan perangkat lunak saja.

Sebelumnya, penarikan unit kendaraan besar-besaran oleh Tesla juga sempat terjadi pada awal 2023. Di mana, kala itu Tesla menarik kembali 1,1 juta kendaraan.

Adapun, kendaraan yang termasuk dalam penarikan kala itu lantaran tidak memungkinkan pengemudi untuk memilih strategi pengereman regeneratif, menurut pengumuman Administrasi Negara China untuk Regulasi Pasar (SAMR).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper