Bukalapak Tutup Layanan E-Commerce, dari Unicorn jadi Jualan Pulsa Cs

Annisa Kurniasari Saumi,Rika Anggraeni
Rabu, 8 Januari 2025 | 12:00 WIB
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3)
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melakukan transformasi dengan menghentikan penjualan produk fisik, beralih hanya menjual produk-produk virtual seperti pulsa, tagihan listrik dan lain sebagainya. Salah satu unicorn e-commerce terbesar pada masanya terus mencoba bertahan. 

Untuk diketahui, Unicorn merupakan istilah yang populer di dunia bisnis startup, yang mengacu pada perusahaan swasta dengan nilai valuasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun (kurs Rp16.179). Bukalapak masuk dalam daftar unicorn sekitar 6-7 tahun lalu. 

Pada 2021, Bukalapak memutuskan melantai di bursa. Bukalapak melakukan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana saham dana dan menjadi unicorn Indonesia pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Bukalapak berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp21 triliun. Ini merupakan salah satu jumlah dana IPO terbesar yang pernah ada di pasar modal Indonesia.

Bukalapak awalnya berencana menggunakan dana tersebut untuk memperkuat bisnisnya, melakukan ekspansi, dan mengembangkan berbagai inovasi baru. Namun, dalam perkembangannya, dana besar yang dihimpun itu menjadi sorotan karena tidak digunakan secara maksimal. 

Sejalan dengan itu valuasi saham emiten dengan kode BUKA itu juga terus mengalami penurunan. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.00 WIB, saham BUKA diperdagangkan pada level Rp117 per saham, atau turun 4,10% dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. 

Aplikasi Bukalapak
Aplikasi Bukalapak

Sebanyak 43,84 juta saham BUKA diperdagangkan, dengan nilai transaksi sebesar Rp5,19 miliar. Harga rata-rata transaksi saham BUKA adalah pada Rp118,43 per saham. 

Saham BUKA diperdagangkan dengan harga terendah sebesar Rp116 per saham dan tertinggi Rp119 per saham pada pukul 09.00 WIB. Adapun, kapitalisasi pasar BUKA saat ini sebesar Rp12,07 triliun. 

Sejak IPO, harga saham BUKA tercatat telah terjun hingga 85,65% hingga penutupan perdagangan kemarin, Selasa (7/1/2025), pada harga Rp122 per saham. Saat IPO, BUKA menawarkan sahamnya pada harga perdana Rp850 per saham.

Penurunan itu terjadi setelah perusahaan mengumumkan transformasi bisnis dari berjualan produk fisik menjadi berjualan pulsa. 

Respons Bukalapak

Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu memastikan bahwa layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi meski perusahaan menutup layanan produk fisik.

“Layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi,” kata Dimas dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (8/1/2025).

Dimas mengatakan bahwa Bukalapak akan menghentikan layanan produk fisik secara bertahap hingga Februari 2025.

Emiten bersandi saham BUKA itu nantinya akan berfokus pada layanan produk virtual seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga voucher digital emas.

“Ke depannya, kami hanya berfokus pada layanan produk virtual di platform marketplace kami, guna memperkuat posisi di ekosistem produk virtual dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna di industri digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dimas menyampaikan bahwa Bukalapak akan berfokus untuk terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi pemegang saham.

“Kami juga sedang berfokus pada pertumbuhan perseroan dan entitas anak perusahaan untuk terus tumbuh lebih baik ke depannya sehingga bisa memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham,” terangnya.

Konsumen membuka aplikasi Bukalapak
Konsumen membuka aplikasi Bukalapak

Dalam masa transisi ini, Bukalapak telah menyiapkan skema pengembalian saldo dan dana, pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan untuk pelapak dan pembeli. 

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper