KPPU Endus Dugaan Monopoli pada Akuisisi 75% Saham Tokopedia oleh TikTok

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 30 Mei 2025 | 05:12 WIB
Logo aplikasi TikTok dalam layar smartphone. / Bloomberg-Gabby Jones
Logo aplikasi TikTok dalam layar smartphone. / Bloomberg-Gabby Jones
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkap dugaan praktik monopoli dalam akusisi 75% saham Tokopedia oleh ByteDance, induk TikTok.

TikTok, platform social commerce milik ByteDance, pada Januari 2024 menyelesaikan kesepakatan untuk membeli 75,01% saham Tokopedia dari GoTo. Aktivitas tersebut kemudian memunculkan dugaan praktik monopoli setelah 1 tahun berjalan. 

Dilansir dari reuters, Jumat (30/5/2025) KPPU menyampaikan selama proses penyelidikannya, mereka menemukan peningkatan signifikan dalam konsentrasi pasar dan kemungkinan kenaikan harga setelah akuisisi karena dominasi pasar.

TikTok menolak untuk berkomentar sementara Tokopedia belum segera merespons permintaan komentar.

Selain itu, KPPU meminta kedua perusahaan untuk menyampaikan laporan bulanan setiap tiga bulan selama dua tahun, serta daftar dan dokumen perjanjian perusahaan logistik dan pembayaran baik sebelum maupun setelah akuisisi.

Sebelumnya, Momentum Works melaporkan bahwa TikTok Shop Indonesia, merek e-commerce gabungan TikTok dan Tokopedia, mencatatkan total Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$6,19 miliar atau Rp101,8 triliun (kurs Rp16.435). Adapun angka ini tumbuh 39% (YoY) dan menjadikan GMV TikTok Shop Indonesia menjadi nomor dua teratas di dunia.  

Berdasarkan data perdagangan video Tabcut.com GMV TikTok Shop global mencapai sekitar US$32,6 miliar dan Amerika Serikat (AS) menempati posisi teratas dengan GMV sekitar US$9 miliar. Indonesia kini tercatat sebagai pasar terbesar kedua untuk TikTok Shop, diikuti oleh Thailand yang juga menunjukkan angka yang signifikan.  

Namun, perlu dicatat bahwa angka GMV untuk kawasan Asia Tenggara mungkin akan berbeda dengan laporan yang akan dirilis oleh Momentum Works dalam laporan Ecommerce di Asia Tenggara 2025, yang akan mencakup definisi dan cakupan statistik yang berbeda.

Investasi di RI vs Malaysia vs Thailand 

Untuk harga transaksi barang rata-rata di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$4,98 dan Malaysia berada di angka US$4,64. Adapun, pendapatan yang didapatkan TikTok Shop ini berbanding terbalik dengan komitmen investasi TikTok di Indonesia.

Tercatat, kerja sama antara pemilik TikTok yaitu ByteDance Ltd dan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hanya menggelontorkan dana sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp23 triliun untuk membeli 75,01% saham Tokopedia.

Sementara di pasar Thailand, yang memiliki GMV Rp8 triliun lebih rendah dari Indonesia, bakalan diguyur investasi sebesar Rp61,1 triliun. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari investasi ditaruh TIkTok di Indonesia. 

Sementara itu pada Juni 2024, Induk TikTok, ByteDance, menggelontorkan Rp34 triliun untuk membangun data center AI di Malaysia. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper