Indonesia Sumber Utama Serangan DDoS di Asia Tenggara, Kalahkan Singapura

Rahmad Fauzan
Selasa, 22 Juli 2025 | 18:25 WIB
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menjadi negara peringkat pertama sebagai sumber serangan DDoS global pada kuartal II/2025. Laporan Ancaman DDos yang dirilis Cloudfare menyebut RI naik satu peringkat dari kuartal I/2025.

DDoS atau Distributed Denial of Service adalah serangan siber di mana beberapa sistem komputer yang terinfeksi, sering disebut sebagai botnet, digunakan untuk menyerang satu target, seperti server, situs web, atau layanan online lainnya. 

Serangan ini bertujuan untuk membanjiri target dengan lalu lintas internet yang berlebihan, sehingga mengganggu atau melumpuhkan layanan untuk pengguna yang sah. 

Serangan DDoS terbesar menurut catatan Cloudfare adalah serangan 4,8 miliar paket per detik. 

Di belakang RI, menyusul Singapura, Hong Kong, Argentina, Ukraina, Rusia, Ekuador, Vietnam, Belanda, serta Thailand.

Perlu diketahui, peringkat sumber tersebut dikatakan mencerminkan lokasi node botnet, proksi, atau titik akhir virtual private network (VPN). Dengan kata lain, bukan lokasi sebenarnya dari pelaku ancaman.

Pelaku serangan sendiri tidak diketahui oleh mayoritas responden. Sebanyak 71% responden CloudFare korban mengaku tidak mengetahui pelaku penyerangan.

Namun, dari 29% responden yang mengaku telah mengindentifikasi aktor ancaman, sebanyak 63% di antaranya merujuk ke pesaing, khususnya dalam industri gim, perjudian, dan kripto; 21% sponsor negara; dan 5% serangan tidak sengaja.

Menyoal target serangan, terdapat 10 industri. Dengan urutan telekomunikasi, jasa internet, teknologi informasi dan layanan, gim, perjudian dan kasino, perbankan dan jasa keuangan, ritel, pertanian, perangkat lunak komputer, serta pemerintah.

Dari sisi Lokasi, China menjadi negara yang paling banyak diserang. Disusul Brasil, Jerman, India, Korea Selatan, Turki, Hong Kong, Vietnam, Rusia, serta Azerbaijan.

Kendati demikian, CloudFare menyebut berhasil mengurangi angka serangan secara keseluruhan pada kuartal II/2025 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dari 20,5 juta menjadi 7,3 juta.

Pada kuartal II/2025, sebanyak 71% serangan HTTP DDoS diluncurkan oleh botnet. Artinya, deteksi cepat dan pemblokiran berbagai serangan ini dimungkinkan sebagai hasil dari pengoperasian jaringan yang sangat besar dan pengamatan terhadap berbagai jenis serangan dan botnet.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami