Bisnis.com, JAKARTA – Rumah mode Dior mengirimkan pemberitahuan mengenai ancaman insiden keamanan siber kepada pelanggan setelah ditemukan kebocoran data yang terjadi pada Januari 2025.
Penyelidikan Dior menemukan sejumlah informasi pelanggan perusahaan yang terekspos antara lain meliputi nama lengkap, detil kontak, alamat fisik, tanggal lahir, dan dalam beberapa kasus identitas seperti KTP atau paspor serta nomor akun perlindungan sosial.
“Penyelidikan kami menemukan bahwa pihak yang tidak berwenang berhasil mendapatkan akses ke basis data Dior yang berisi informasi tentang klien-klien Dior pada 26 Januari 2025,” tulis pihak Dior dalam pemberitahuan yang disampaikan, dikutip Bisnis dari Bleeping Computer, Selasa (22/7/2025).
Untungnya, jelas perusahaan mode asal Prancis itu, hal-hal terkait dengan detail pembayaran, seperti informasi rekening bank atau kartu pembayaran aman dari peretasan.
Lebih jauh dijelaskan, perihal insiden ini telah disampaikan Dior kepada pihak penegak hukum. Sementara itu, para ahli keamanan siber pihak ketiga turut dilibatkan guna membantu pengendalian insiden tersebut.
Dior menyarankan pelanggan penerima pemberitahuan untuk tetap waspada terhadap penipuan dan upaya phishing, dan memantau aktivitas di akun keuangan mereka secara cermat guna mengidentifikasi, serta melaporkan aktivitas mencurigakan.
“Dior segera mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan insiden tersebut, dan kami tidak menemukan bukti adanya akses tidak sah lanjutan ke sistem Dior,” tulis perusahaan
Surat pemberitahuan itu juga menyertakan petunjuk untuk mendaftar dalam paket pemantauan kredit dan perlindungan pencurian identitas selama 24 bulan secara gratis, yang dapat diklaim hingga 31 Oktober 2025.
Sebagaimana diketahui, Dior adalah rumah mode mewah asal Prancis yang merupakan bagian dari grup Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH). Merek ini menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari US$12 miliar dengan mengoperasikan ratusan butik di seluruh dunia.