OPINI: Mengantisipasi Ancaman Pandemi Berikutnya

Raymond R. Tjandrawinata
Sabtu, 6 Juli 2024 | 18:30 WIB
Arsip - Pekerja pencegahan pandemi berangkat untuk menjaga bangunan lokasi karantina karena wabah penyakit Covid-19 berlanjut di Beijing, 8 Desember 2022. REUTERS/Thomas Peter/File Foto
Arsip - Pekerja pencegahan pandemi berangkat untuk menjaga bangunan lokasi karantina karena wabah penyakit Covid-19 berlanjut di Beijing, 8 Desember 2022. REUTERS/Thomas Peter/File Foto
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dunia dihadapkan pada tantangan memprediksi sifat, asal-usul, dan waktu pasti pandemi pada masa depan karena interaksi kompleks berbagai faktor. Meski demikian, terdapat tren dan indikator tertentu yang dapat membantu dalam meramalkan potensi pandemi. 

Salah satu faktor utama dalam memprediksi pandemi adalah fenomena lompatan zoonosis. Banyak pandemi yang bermula dari hewan, terutama spesies liar. Patogen seperti virus dapat melompat dari hewan ke manusia, yang sering kali difasilitasi oleh perambahan manusia ke habitat satwa liar dan perdagangan satwa liar.

Hotspot zoonosis umumnya ditemukan di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi dan interaksi manusia-hewan yang ekstensif, seperti sebagian Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

Perubahan lingkungan juga berperan penting dalam munculnya pandemi. Deforestasi, urbanisasi, dan perubahan iklim dapat mengubah habitat hewan, sehingga meningkatkan kemungkinan lompatan zoonosis.

Daerah yang mengalami perubahan lingkungan yang cepat lebih mungkin melihat munculnya patogen baru. Misalnya, penebangan hutan yang masif dapat memaksa hewan liar mendekati pemukiman manusia, yang meningkatkan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia.

Perdagangan Global


Selain itu, perjalanan dan perdagangan global yang makin meningkat mempercepat penyebaran penyakit dari satu wilayah ke wilayah lain.  Konektivitas global membuat penyakit dapat menyebar dengan cepat, dan pusat transportasi utama seperti kota dengan bandara internasional adalah titik kritis untuk memantau dan mengendalikan wabah. Oleh karena itu, pemantauan ketat di titik-titik ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit secara luas.

Kepadatan penduduk dan urbanisasi merupakan faktor signifikan dalam penyebaran penyakit. Kepadatan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan dapat memfasilitasi penyebaran cepat penyakit menular.

Tren urbanisasi di Asia, yang merupakan wilayah dengan pertumbuhan perkotaan tercepat, berpotensi menjadi titik fokus penyebaran pandemi. Kota-kota besar dengan populasi padat sangat rentan terhadap wabah penyakit, terutama jika infrastruktur kesehatan tidak memadai.

Ilustrasi aktivitas perdagangan global
Ilustrasi aktivitas perdagangan global

Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola penyebaran penyakit dengan mengubah distribusi vektor penyakit seperti nyamuk yang menyebarkan malaria atau demam berdarah.

Daerah dengan perubahan iklim ekstrem mungkin melihat perubahan dalam pola penyakit, yang menambah kompleksitas dalam memprediksi pandemi di masa depan.

Selanjutnya, kesehatan dan infrastruktur publik memainkan peran kunci dalam mengendalikan pandemi. Sistem kesehatan yang lemah dan kurangnya infrastruktur kesehatan dapat memperburuk dampak pandemi. Negara dengan infrastruktur kesehatan yang lebih baik cenderung lebih mampu mengendalikan penyebaran penyakit dan merawat pasien yang terinfeksi.

Kemajuan dalam penelitian dan pengawasan juga penting dalam deteksi dini patogen baru. Teknologi genomik dan pemantauan penyakit yang canggih dapat membantu dalam mendeteksi patogen lebih cepat, sementara kolaborasi internasional dalam penelitian dan pertukaran data sangat penting untuk meramalkan dan merespons pandemi secara efektif.

Perilaku Manusia

Akhirnya, perilaku manusia seperti kebiasaan kebersihan tangan, pemakaian masker, dan perilaku sosial memainkan peran penting dalam penyebaran penyakit.

Edukasi masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan penyakit dapat mengurangi risiko penyebaran pandemi. Kampanye kesehatan publik yang efektif dan kebijakan pemerintah yang mendukung dapat membuat perbedaan besar dalam mencegah dan mengendalikan pandemi.

Dengan memahami dan mempertimbangkan semua faktor ini, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi, mencegah, dan merespons pandemi di masa depan. Hal ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kerjasama global untuk menciptakan sistem yang lebih siap dan tangguh menghadapi tantangan pandemi yang akan datang.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper