Gibran, Eks CEO eFishery Bersuara Soal Tuduhan Manipulasi Laporan Keuangan

Aprianto Cahyo Nugroho
Rabu, 16 April 2025 | 18:01 WIB
CEO eFishery Gibran Huzaifah berada di depan kolam milik pembudidaya ikan/Dok. istimewa
CEO eFishery Gibran Huzaifah berada di depan kolam milik pembudidaya ikan/Dok. istimewa
Bagikan

Kehancuran

Meski narasi pertumbuhan terus dikirimkan ke investor, sebagian orang dalam perusahaan mengetahui kenyataan di balik layar. Gibran dan beberapa mantan karyawan mengatakan bahwa mayoritas staf hanya melihat data internal, tanpa tahu bahwa para investor menerima angka yang sama sekali berbeda.

Di tahap ini, eFishery menjual narasi pertumbuhan yang melambat demi transisi ke arah keberlanjutan finansial menjelang IPO. Gibran mencoba menyelamatkan keadaan dengan proyek bernama MEGA — Make eFishery Great Again.

Seorang mantan pegawai menyebutnya sebagai “langkah putus asa.” Dokumen yang dikaji Bloomberg menunjukkan target perusahaan untuk memangkas rugi sebelum pajak menjadi Rp107 miliar, menekan pinjaman macet dalam program Kabayan, dan meningkatkan adopsi teknologi di kalangan petambak.

Perusahaan juga ingin mendorong lebih banyak transaksi jual-beli ikan melalui platform mereka. Namun tantangannya berat. Dari 28.000 petambak ikan dan udang dalam sistem Kabayan, separuh tidak aktif, sekitar 7.000 akun dibekukan, sementara lebih dari 90% pendapatan eFishery berasal dari bisnis dengan margin kotor di bawah 2%.

Menurut laporan internal, keruntuhan dipicu oleh laporan whistleblower tentang dugaan manipulasi keuangan yang dikirimkan ke anggota dewan pada akhir November 2024. Namun mantan karyawan lain menyebut itu bisa saja bermula dari kebingungan dua pejabat perusahaan yang menemukan perbedaan drastis antara data internal dan eksternal.

Pada 6 Desember 2024, Gibran dipanggil oleh dewan direksi dan diberitahu bahwa mereka telah menerima dokumen whistleblower berisi ketidaksesuaian angka pendapatan dan jumlah produk teknologi yang digunakan petambak.

Ia pulang dan merenungi segalanya.

“Itu adalah fase paling menakutkan dan paling tidak stabil dalam hidup saya,” ujarnya. Ia mengaku tak bisa tidur malam itu. Sedih karena apa yang terjadi, dan takut akan apa yang akan datang.

Pada 9 Desember, Gibran mengumpulkan seluruh kepala departemen di lantai tiga kantor pusat. Sekitar 14 orang duduk mengelilingi meja oval, dan Gibran berdiri di depan ruangan. Ia mengaku pada mereka.

Beberapa manajer senior sudah mengetahui data yang digelembungkan. Sebagian lainnya tidak. Pertemuan berlangsung dua hingga tiga jam. Ia menjawab pertanyaan dan meninggalkan ruangan tanpa tahu apakah eFishery masih bisa bertahan.

“Masih ada harapan, tapi bukan untuk saya. Saya tahu, ini akhir dari bab saya,” katanya.

Lalu, Gibran mengaku secara jujur kepada Novogratz, salah satu pendiri Aqua-Spark dan anggota dewan eFishery, melalui panggilan Zoom berdurasi 30 menit. Ia menganggap Novogratz sebagai mentor. Ekspresinya, menurut Gibran, menunjukkan kekecewaan yang mendalam.

Tiga hari kemudian, pada 13 Desember, Komite Pengarah dewan eFishery memanggil Gibran dan memberitahukan bahwa ia akan diskors. CEO dan CFO sementara ditunjuk untuk mengambil alih kendali perusahaan, termasuk seluruh akses ke rekening bank.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper